id
id

UI dan Vernadoc Indonesia Gelar Workshop Internasional Pelestarian Arsitektur Kayu Vernakular 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Vernadoc Indonesia dan Oxford Brookes University menyelenggarakan EWAP Workshop 2025: Documentation of Endangered Vernacular Wooden Architecture in Indonesia pada 15 September 2025 di Ruang Apung, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian program internasional Endangered Wooden Architecture Programme (EWAP) yang bertujuan untuk mendokumentasikan serta melestarikan arsitektur kayu vernakular yang semakin terancam punah di berbagai daerah Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya berupa seminar dan diskusi akademik, tetapi juga menghadirkan pameran publik yang menampilkan hasil dokumentasi berupa foto, gambar arsitektur, video, dan model 3D dari berbagai proyek EWAP. 

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menegaskan pentingnya upaya sistematis dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya. “Arsitektur kayu vernakular bukan hanya warisan material, tetapi juga menyimpan pengetahuan tradisional dan kearifan lokal yang berharga. Melalui dokumentasi yang sistematis, kita tidak hanya melestarikan bentuk fisiknya, tetapi juga pengetahuan yang terkandung di dalamnya,” ujar Prof. Kemas. 

Acara kemudian dibuka dengan keynote speech dari Dr. Kelly Reed (Oxford Brookes University) yang membawakan tema “Preserving Vernacular Knowledge through Architectural Documentation.” Dr. Reed memaparkan pengalaman EWAP dalam mendokumentasikan berbagai arsitektur kayu terancam punah di dunia, termasuk gereja kayu di Rumania, rumah tradisional di India, hingga tradisi perahu kayu di Asia Selatan. Ia menyoroti praktik dokumentasi yang melibatkan beragam pendekatan, mulai dari fotografi, gambar arsitektur, 3D LiDAR scanning, hingga wawancara sejarah lisan dengan masyarakat lokal. 

Lebih jauh, Dr. Reed juga menekankan tantangan yang dihadapi dalam upaya dokumentasi, seperti keterbatasan bahasa dan penerjemahan konsep budaya, keraguan masyarakat akibat eksploitasi di masa lalu, hingga persoalan kepemilikan data dan akses arsip. Menurutnya, dokumentasi tidak hanya fokus pada bentuk fisik bangunan, tetapi juga pada praktik budaya tak berwujud yang melekat di dalamnya. Karena itu, EWAP mendorong adanya open-access digital archive agar pengetahuan lokal dapat tetap dimiliki komunitas dan diwariskan lintas generasi. 

Dalam sesi presentasi, sejumlah akademisi dari berbagai universitas Indonesia turut menyampaikan hasil riset mereka, di antaranya Prof. Kemas Ridwan Kurniawan dengan kajian tentang arsitektur pertanian vernakular di Sumatra Barat, Dr.-Ing. Yulia Nurliani Lukito yang meneliti dokumentasi arsitektur Wae Rebo, Prof. Dr. Cut Dewi dengan pendekatan multimodal untuk pelestarian warisan Islam, I Nyoman Gede Maha Putra, Ph.D. yang membahas krisis pengetahuan vernakular di Timor, serta Nitih Indra Komala Dewi, S.Pd., M.T. yang meneliti rumah tradisional Melayu di Indonesia. 

Selepas seminar, acara dilanjutkan dengan pembukaan pameran dokumentasi arsitektur kayu vernakular yang diresmikan oleh Dr. Kelly Reed bersama Dekan FTUI. Pameran ini menghadirkan beragam hasil penelitian dan dokumentasi lapangan dari berbagai daerah, mulai dari Sumatra Barat, Nusa Tenggara Timur, Aceh, hingga rumah-rumah tradisional Melayu. Moderator acara, Mohammad Nanda Widyarta, Ph.D., menyampaikan bahwa workshop ini menjadi forum penting bagi pertukaran pengetahuan lintas disiplin dan generasi. Dengan keterlibatan mahasiswa, peneliti, dan komunitas lokal, EWAP Workshop 2025 diharapkan dapat memperkuat kolaborasi untuk menjaga keberlanjutan warisan arsitektur kayu Indonesia. 

*** 

Kantor Komunikasi Publik  

Fakultas Teknik Universitas Indonesia  

 

X