Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar seminar Future Energy Talks 2025 dengan tema “From Energy Access to Economic Growth in 3T Regions” pada Kamis (30/10) di Smart Meeting Room, Gedung Dekanat FTUI.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Ir. Tri Mumpuni, M.Sc. yang membawakan materi “Teknologi Energi Tepat Guna untuk Pengembangan Ekonomi Lokal”, dan Mujianto, S.E., M.T. yang menyampaikan topik “Teknologi Energi Tepat Guna untuk Desa Berdaya Saing.” Diskusi dipandu oleh Dr.Eng. Astryd Viandila Dahlan, S.T., M.Eng. selaku moderator.
Dalam pembahasan, para narasumber menekankan bahwa energi adalah fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Masih banyak desa di Indonesia yang belum memiliki akses listrik memadai, sehingga kegiatan ekonomi masyarakat berjalan terbatas.
Untuk menjawab tantangan tersebut, solusi yang ditawarkan adalah teknologi energi tepat guna (TTG) — teknologi yang sederhana, efisien, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Teknologi ini dirancang agar bisa dioperasikan serta dipelihara oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan di pedesaan, seperti:
- Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan aliran sungai,
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk penerangan dan pompa air,
- Tenaga Angin untuk daerah pesisir dan dataran tinggi, serta
- Biomassa dan Biogas yang berasal dari limbah pertanian atau peternakan.
Pemanfaatan energi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, tetapi juga mendorong ekonomi lokal seperti pertanian, UMKM, dan pariwisata desa.
Meski potensinya besar, pengembangan energi di tingkat desa masih menghadapi berbagai kendala, seperti biaya investasi awal yang tinggi, keterbatasan infrastruktur dan tenaga ahli, serta kebijakan yang belum stabil. Selain itu, partisipasi masyarakat juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program energi desa.
Dalam konteks ini, perguruan tinggi berperan penting sebagai penggerak inovasi dan pendamping masyarakat. FTUI, melalui kegiatan riset, Kuliah Kerja Nyata (KKN), serta pelatihan teknis, terus berupaya mendukung implementasi energi terbarukan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
“Perguruan tinggi memiliki peran vital dalam mempercepat transisi energi di pedesaan. Melalui riset, inovasi, dan pendampingan teknis, kita dapat memastikan bahwa teknologi energi tepat guna benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat,” ujar Mujianto.
Kegiatan Future Energy Talks 2025 menjadi ruang diskusi penting bagi akademisi, pemerintah, dan praktisi untuk bersama-sama mencari solusi berkelanjutan dalam memperluas akses energi di daerah 3T, sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi lokal melalui inovasi teknologi tepat guna.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia








