Pada pertengahan November tahun lalu, tim Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melakukan kunjungan kerja sama ke beberapa universitas di Jepang. Kunjungan ini dilakukan untuk mengembangkan kerja sama dengan beberapa mitra pendidikan dan industri. Pada kunjungan kali ini, delegasi FTUI dipimpin oleh Dekan, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU dan turut mendampingi, Prof. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng., Kepala Unit Modernisasi dan Internasionalisasi Pendidikan, Dr. Eng. Muhammad Sahlan, Kepala Unit Wirausaha Inovasi, dan Dr. Eng. Arief Udhiarto, Ketua Departemen Teknik Elektro.
Dalam melakukan kunjungannya ini, FTUI mengunjungi tiga kawasan di Jepang, yaitu Tokyo, Sendai dan Hamamatsu. Di Tokyo, rombongan FTUI mengunjungi dua universitas, yaitu Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) dan Tokyo Institute of Technology (TIT) serta mengunjungi Precission System Science, Co. Ltd. Sementara di Sendai, rombongan mengunjungi Tohoku University dan di Hamamatsu mengunjungi Shizouka University dan The University of Shizouka.
Pada kunjungan ke enam universitas dan institusi tersebut, rombongan FTUI disambut oleh perwakilan dari masing-masing universitas, yaitu Takayasu Omura (President JAPI), Professor Masafumi Yohda (TUAT), Professor Junichi Takada (Dekan TIT), Professor Kajiwara (Japan ASEAN Cooperation), Dr. Winarto (TIT), Professor Kitakawa (USPS Project di Tohoku University), Professor Obayashi (Tohoku University), Assc. Professor Aiko Yakeno (Tohoku University), Professor Hiroo Yugami (DekanTohoku University), Assc. Professor Nakazawa (Tohoku University), Hiroshi Miyaguchi (Research Associate Tohoku University), Professor Kazuhiro Hara (Shizuoka University), dan Professor Kumazawa (Shizuoka Shiritsu).
Pada kunjungan di Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) dan Tokyo Institute of Technology (TIT), dihasilkan beberapa poin kerja sama yang menjadi kesepakatan antara FTUI dan dua universitas tersebut.
“Untuk FTUI dan TUAT sendiri telah memiliki MoU aktif dan implementasinya masih soal student exchange (tuition waive scheme) dengan kuota terbatas 5 mahasiswa/tahun, lalu diajukan proposal dari FTUI untuk study abroad (free payung scheme) dari mahasiswa KKI FTUI ke TUAT tanpa batas kuota. Pihak TUAT menyambut baik hal tersebut, tetapi dengan catatan level undergraduate TUAT menyelenggarakan sekitar 5 mata kuliah umum dalam bahasa Inggris yang dapat diikuti mahasiswa internasional,” kata Prof. Heri.
Kemudian, untuk Tokyo Institute of Technology, adanya penjelasan dan konfirmasi dari Prof. Jun-ichi Takada mengenai evaluasi kritis pelaksanaan student exchange dan study abroad mahasiswa KKI FTUI beberapa tahun terakhir yang menyebabkan terminasi sementara penerimaan mahasiswa KKI FTUI. “Saat ini, diajukan proposal dari FTUI untuk mengelola pelaksanaan kegiatan study abroad (fee paying scheme) dari mahasiswa KKI FTUI ke TIT dengan lebih baik dan terstruktur. Pihak TIT pun menyambut baik dan akan membahas usulan FTUI dalam rapat pimpinan mereka,” ujar Prof. Harinaldi.
Tidak hanya mengunjungi universitas saja, para delegasi FTUI pun mengunjungi mitra industri di Jepang bernama Precision System Science (PSS) Co, Ltd. Mitra Industri ini merupakan perusahaan peralatan Ekstraksi DNA dan PCR secara otomatis. Berkaitan dengan kerja sama dengan FTUI, pihak PSS akan menghibahkan alat MagLEAD ke FTUI mulai bulan Januari 2023.
“MagLEAD merupakan sebuah alat yang difokuskan dalam proses pengujian kehalalan. Alat ini bisa mengekstraksi asam nukleat (DNA) dari sampel apa saja. FTUI berencana akan melakukan pengujian dari industri makanan yang ada terkait dengan halalnya makanan dan minuman, yang mana selanjutnya akan ada pengujian keberadaan DNA babi pada produk makanan dan minuman tersebut. Rencananya alat ini akan tiba di FTUI pada tanggal 16-18 Januari 2023,” kata Dr. Sahlan.
Pada kunjungan ke Tohoku University, Shizouka University dan The University of Shizouka, beberapa poin kerja sama pun telah didapat.
“Di Tohoku University ada potensi pengembangan kerja sama program kelas internasional untuk Single Degree dan Double Degree. Sebenarnya UI dan Tohoku University telah mempunyai MoU aktif dan implementasinya berjalan, kegiatannya seperti student exchange (tuition waive scheme) dengan kuota terbatas, yaitu 5 mahasiswa/tahun. Kami dari FTUI pun sudah mengajukan proposal untuk kegiatan study abroad (fee paying scheme) tanpa batas kuota. Hal tersebut disambut baik oleh Tohoku University. Program ini kedepannya akan tersedia untuk level undergraduate program internasional dalam bahasa Inggris, saat ini hanya ditawarkan oleh program Mechanical Engineering,” jelas Dr. Eng. Arief Udhiarto.
Pada kunjungan di Shizouka University, FTUI mengusulkan kerjasama Program Double Degree yang sudah berjalan pada program Doktor agar bisa diperluas termasuk bisa juga di tingkat S1 dan S2. Shizuoka University sendiri mendorong untuk mengoptimalkan program-program internasional pendidikan yang sudah ada dan kerjasama di bidang riset. Terakhir, untuk The University of Shizuoka karena ini adalah universitas yang dimiliki oleh pemerintah wilayah Shizuoka, dan fakultas yang sesuai dengan FTUI hanya School of Food and Nutritional Sciences kerja sama yang dimungkinkan adalah dengan Program Studi Teknik Bioproses.
Dekan Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menyambut baik berbagai poin kerja sama yang dilakukan oleh FTUI dengan beberapa mitra di Jepang. “Mengenai berbagai langkah yang telah dilakukan FTUI dalam upaya pengembangan internasionalisasi pendidikan hal ini merupakan langkah baik. Tindak lanjutnya, tentu Modirpen/Kantor IO-FTUI segera berkoordinasi dengan counterpart IO di masing-masing universitas mitra untuk menyepakati proses pengiriman mahasiswa pada kegiatan study abroad (fee paying scheme) dari mahasiswa KKI FTUI tanpa batas kuota. Untuk kerja sama dengan PSS, UWIN segera berkoordinasi untuk implementasi kerjasama dengan PSS yang akan menginstall peralatan DNA extraction (magLEAD) untuk menginisiasi setup Halal Center di FTUI. Tim dari PSS dan Prof. Yohda dari Jepang pun berencana akan ke FTUI dalam waktu dekat, tepatnya 16-18 Januari nanti untuk setup peralatan.”
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia