Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bersiap melaksanakan perkuliahan luring dengan menerapkan gabungan antara sistem bauran (blended) dan hibrid untuk perkuliahan semester ganjil 2021/2022. Sistem bauran yang dimaksud yaitu menyelenggarakan beberapa sesi kuliah secara luring dan beberapa sesi kuliah sisanya dilaksanakan secara daring. Pada saat pelaksanaan kuliah luring, hanya sebagian mahasiswa yang hadir di kelas, sebagian mahasiswa lainnya mengikuti kuliah secara daring bersamaan dengan kuliah luring di kelas atau dikenal dengan moda hibrid.
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia dan Indonesia telah memaksa dunia pendidikan untuk mengubah proses pendidikan dari luring ke daring. Setelah perkuliahan daring berjalan lebih dari 1 tahun, situasi mulai terkendali dan terukur meskipun belum bisa dikatakan membaik. Kondisi normal baru membuat institusi pendidikan kembali bersiap melaksanan kegiatan belajar mengajar secara luring, dimulai dengan masa transisi dari kuliah daring menjadi kuliah bauran antara daring dan luring.
“Untuk memastikan kelancaran perkuliahan luring dan hibrid tersebut, kami telah lebih dahulu melaksanakan uji coba pada sepuluh mata kuliah yang dilaksanakan pada semester genap 2020/2021 untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan tim Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PK3) untuk memastikan keamanan dan kenyamanan semua pihak terkait,” ungkap Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D. S. Budiono, M.Eng.
Persiapan sarana dan prasarana pada uji coba tersebut dilakukan dengan menyiapkan fasilitas kelas pintar (smart classroom) yang memudahkan interaksi dosen dan mahasiswa bersamaan secara daring dan luring, pengaturan tempat duduk dengan jarak minimal 1,5 meter, jumlah mahasiswa yang dibatasi 30% kapasitas kelas, pengecek suhu otomatis di setiap pintu masuk gedung perkuliahan, pengaturan jarak di sarana ibadah fakultas, dan penyediaan sarana cuci tangan di beberapa titik.
“Selain itu, kami juga mensyaratkan dosen dan tenaga kependidikan yang terlibat pada perkuliahan telah menjalani program vaksin secara lengkap, berusia dibawah 45 tahun serta bersedia menjalani Swab Antigen sebelum pelaksanaan perkuliahan luring. Kami juga terus menekankan untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama uji coba perkuliahan berlangsung,” terang Wakil Dekan bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FTUI, Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng.
Mahasiswa yang bersedia mengikuti perkuliahan luring diwajibkan mendaftarkan diri melalui dosen pengampu mata kuliah, memperoleh ijin orang tua, bersedia menjalani Swab Antigen sebelum perkuliahan, menggunakan moda transportasi pribadi untuk ke kampus untuk mengurangi risiko penularan di kendaraan umum, membawa peralatan makan dan ibadah secara mandiri, dan tetap mematuhi protokol kesehatan selama berada di area kampus FTUI.
“Satgas Covid FTUI juga tetap berkoordinasi dengan tim P3K tingkat fakultas dan universitas untuk menyiapkan protokol kesehatan bagi semua pihak yang hadir ke kampus, mulai dari proses kedatangan, proses screening, proses pelaksanaan belajar mengajar, kegiatan selama istirahat sholat dan makan siang, hingga proses kepulangan sivitas akademika. Kami juga menanggung seluruh biaya untuk Swab Antigen dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa pada uji coba tersebut,” lanjut Dr. Eng. Arief Udhiarto, ST., MT., Manajer Pendidikan dan Kepala PAF.