enid
enid

Guru Besar UI Kenalkan Teknologi Serbuk Untuk Manufaktur Yang Lebih Hijau dan Efisien

Prof. Sugeng Supriadi, S.T., MS.Eng., Ph.D dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Teknik Manufaktur untuk Material Maju, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI), setelah memperkenalkan teknologi berbasis serbuk untuk industri manufaktur berkelanjutan. Ia bersama dua sivitas lainnya—yakni Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana, M.Eng. dan Prof. Dr. Ir. Ahmad Indra Siswantara—dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap FTUI oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, pada Rabu (5/3), di Balai Sidang, Kampus UI Depok. 

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Sugeng menyebut teknologi serbuk dapat mendukung industri manufaktur yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Hal ini karena teknologi tersebut mencakup berbagai metode, seperti Powder Metallurgy, Metal Injection Molding, dan Metal Additive Manufacturing yang memungkinkan produksi massal dengan produk custom berkualitas tinggi. Dengan efisiensi bahan baku hingga 95% dan pengurangan konsumsi energi yang signifikan, teknologi ini diharapkan menjadi fondasi manufaktur berkelanjutan. 

Teknologi manufaktur untuk material logam terdiri atas teknik pengecoran, teknik pembentukan mekanis, dan teknik metalurgi serbuk. Untuk produksi massal, kecepatan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan proses mencetak. Material serbuk dari material logam yang sulit diproses dengan pengecoran dan teknik mekanik, dapat difabrikasi melalui teknik metalurgi serbuk. Pada teknik ini, material serbuk dicampur dengan bahan pengikat untuk dilakukan pencetakan melalui proses press, slip casting/laminate, dan injeksi dalam cetakan. Selanjutnya, material dipadatkan dan dikuatkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. 

Metode Powder Metallurgy (PM) dan Metal Injection Molding (MIM) pada teknologi serbuk dirancang untuk mendukung produksi massal dengan efisiensi tinggi. Proses PM memungkinkan produksi komponen sederhana hingga kompleks dengan limbah yang minimal. Sementara itu, MIM memungkinkan pembuatan komponen presisi tinggi, seperti roda gigi, turbocharger, dan perangkat medis dengan skala besar. Dalam hal ini, kolaborasi UI dan PT Pindad berhasil mengembangkan komponen presisi menggunakan MIM, memperkuat daya saing industri nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor. 

Di sisi lain, Metal Additive Manufacturing (MAM) mendukung produksi custom lebih fleksibel. Teknologi ini memungkinkan pembuatan komponen fungsional secara langsung dari model digital dengan geometri yang rumit. Aplikasi metode ini dilakukan FTUI bersama Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Kedokteran UI dalam pengembangan implan tulang berbasis serbuk magnesium yang dapat terurai secara alami setelah masa penyembuhan. Selain itu, kolaborasi dengan para dokter dari Departemen Ortopedi FKUI juga menghasilkan prostehis Lumbo-sacrum iliac (LSI) dan Mega Prosthesis Distal Femur (MPDF) yang menjadi solusi bagi pasien kanker tulang. 

Menurut Prof. Sugeng, untuk mendukung penerapan teknologi serbuk, UI mengembangkan teknologi gas atomisasi dan plasma atomisasi yang mampu memproduksi serbuk logam berkualitas tinggi secara mandiri. Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku serta membuka peluang sebagai pemasok serbuk logam di Asia Tenggara. Kemandirian dalam produksi serbuk logam ini juga mendukung industri pengecoran untuk bisa menghasilkan serbuk logam berkualitas untuk meningkatkan daya saing. 

“Teknologi serbuk tidak hanya berfokus pada efisiensi bahan dan energi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Proses re-manufacturing menggunakan teknologi serbuk memungkinkan perbaikan komponen bernilai tinggi tanpa harus memproduksi ulang dari awal. Ini juga mendukung konsep ekonomi sirkular dengan memperpanjang umur pakai produk sekaligus mengurangi limbah industri. Selain itu, teknologi serbuk berpotensi besar dalam mendukung produksi komponen untuk energi terbarukan, seperti heat exchanger pada panel surya dan turbin angin,” ujar Prof. Sugeng. 

Inovasi teknologi serbuk sejalan dengan visi menciptakan industri manufaktur yang berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, industri diharapkan dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan sambil meningkatkan produktivitas. UI optimistis teknologi serbuk akan menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan industri masa depan yang lebih hijau, efisien, dan kompetitif. Melalui kolaborasi riset lintas bidang yang kuat dan penerapan teknologi serbuk yang inovatif, UI berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri nasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Selain teknologi serbuk, keahlian Prof. Sugeng pada bidang teknik manufaktur juga diterapkan pada beberapa riset, di antaranya Development of Porous Material and Hybrid Porous Ti6Al4V Dental Implants using Metal Injection Molding (2024); The Preliminary Development of a Friction-Based Lateral Screw-Retained Dental Crown—A Comparison between the Prototype Surface Treatment and the Retention Strength (2024); dan Electrophoretic Deposition of Hydroxyapatite/Chitosan Coating on Porous Titanium for Orthopedic Application (2022). 

Sebelum dikukuhkan sebagai guru besar, Prof. Sugeng menamatkan pendidikan S1 Teknik Metalurgi di FTUI pada 2004; S2 Materials Science in Engineering di Yeungnam University, Korea Selatan tahun 2007; dan S3 Mechanical Engineering di Tokyo Metropolitan University, Jepang pada 2012. Selain menjadi staf pengajar di Departemen Teknik Mesin FTUI, saat ini ia juga menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pengembangan Inovasi dan Direktorat Inovasi dan Science TechnoPark UI. 

Acara pengukuhan guru besar Prof. Sugeng turut dihadiri beberapa tamu undangan, antara lain Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. drg. Tjokro Prasetyadi., Sp.Ort.; Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, dr. Wahyu Widodo, Sp.OT (K); dan Director PT Sri Tita Medika, Budiman. 

***

Kantor Komunikasi Publik 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia 

X