Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr.Eng. Ir. Arief Udhiarto, S.T., M.T., IPU., sebagai guru besar tetap dalam bidang Ilmu Devais Nanoelektronika, Fakultas Teknik (FT) di Balai Sidang, Kampus UI Depok, pada Rabu (6/11). Dalam kesempatan tersebut, Prof. Arief menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Budidaya Pasangan Elektron-Hol untuk Kemaslahatan dan Kemandirian Bangsa”.
Dalam pidatonya Prof. Arif menyampaikan bahwa saat ini masyarakat dibuat tertegun dengan kemajuan Generative Artificial Intelligence (GenAI). Teknologi yang memungkinkan perangkat elektronik untuk belajar dan membuat keputusan berdasarkan data. Perkembangan AI terus mendorong kemajuan perangkat elektronik, membuat mereka lebih cerdas dan responsif terhadap kebutuhan pengguna. Hal ini membuat masyarakat begitu dimanjakan dengan berbagai peralatan canggih yang membantu mereka dalam aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, kata Prof. Arief, masyarakat dihadapkan pada kenyataan bahwa dron militer dan peluru kendali dapat ditembakkan dari jarak ribuan kilometer dan menghancurkan sasaran dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. Fakta ini menyadarkan bahwa teknologi elektronika tidak hanya sebatas peralatan komunikasi dan hiburan. Teknologi elektronika telah menjelma menjadi isu geopolitik dan keamanan sebuah negara.
Tren ini menunjukkan bagaimana perangkat elektronik semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari- hari, memberikan kenyamanan dan fungsionalitas yang lebih besar sekaligus menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup manusia. “Dibalik semua kecanggihan dan kemudahan itu ada benda kecil berbentuk cip/IC yang berisi ribuan hingga puluhan milyar devais semikonduktor dalam ukuran mikro atau nanometer. Cip telah menjadi jantung dari semua kemajuan teknologi modern saat ini,” ujar Prof. Arief. Ia juga menggambarkan, pentingnya pemahaman mendalam tentang perangkat elektronika dan bagaimana pasangan elektron-hol (elektron dan lubang) yang ada di dalamnya menggerakkan kemajuan teknologi yang masyarakat nikmati hari ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengembangan semikonduktor adalah faktor kunci yang menentukan kekuatan ekonomi global. Industri cip dan semikonduktor, yang kini menjadi industri raksasa, berkontribusi pada ekonomi dunia dan mempengaruhi geopolitik secara signifikan. Oleh karena itu, ia menekankan tantangan yang dihadapi oleh teknologi semikonduktor saat ini, terutama dalam menghadapi batasan fisika akibat ukuran devais yang hampir mendekati ukuran atom.
Sebagai solusinya, Prof. Arief menyampaikan pengembangan teknologi “Beyond CMOS”, seperti transistor berbasis elektron tunggal (SET), elektronika organik, dan Tunnel Field-Effect Transistors (FET), yang berpotensi membuka era baru dalam efisiensi dan kemampuan perangkat elektronika.
Berdasaarkan hal tersebut, Prof. Arief mengajak seluruh pihak—termasuk pemerintah, akademisi, dan industri— untuk bersatu membangun ekosistem semikonduktor nasional yang dapat mendukung kemandirian teknologi Indonesia. Ia juga mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang telah merancang roadmap pengembangan ekosistem semikonduktor melalui Konsorsium Semikonduktor Indonesia (ICDeC), yang melibatkan 16 perguruan tinggi dan industri untuk mendukung perkembangan desain cip di Indonesia.
“Mengingat urgensi dan strategisnya teknologi ini, selaku akademisi saya mengajak seluruh pihak, mari bersama-sama menyiapkan _talent-talent_ terbaik bangsa untuk menjadi pengrajin semikonduktor demi kemaslahatan dan kemandirian bangsa Indonesia,” katanya.
“Pengukuhan Prof. Arief Udhiarto sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Devais Nanoelektronika di FTUI merupakan langkah penting bagi kita semua untuk semakin mendalami dan mengembangkan teknologi semikonduktor di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai dasar dari perangkat yang memudahkan kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam peta ekonomi global. Dengan ekosistem yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, kita dapat membangun kemandirian dan daya saing bangsa dalam industri semikonduktor. Saya mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung dan mempersiapkan talenta terbaik demi kemandirian teknologi bangsa,” ujar Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Prof. Dr.Eng. Ir. Arief Udhiarto, S.T., M.T., IPU., menamatkan pendidikan sarjana hingga magister di FTUI, yaitu Sarjana Teknik pada 2001 dan Magister Teknik pada 2004. Kemudian, pada 2012 ia berhasil mendapatkan gelar Doctor of Engineering di Nanovision Technology, Shizuoka University, Jepang. Lalu, ia mendapatkan gelar Profesi Insinyur di FTUI pada 2023. Ia dikenal aktif menghasilkan karya ilmiah yang telah diterbitkan di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Beberapa publikasi ilmiah tersebut, di antaranya Fabrication of Organic Light Emitting Diodes (OLEDs) using the Lamination method in a Vacuum-Free Environmen (2023); Probing ionization characteristics of under-water plasma arc discharge using simultaneous current and voltage versus time measurement in carbon nanoparticle synthesis (2022); dan Band-to-band tunneling mechanism observed at room temperature in lateral nondegenerately doped nanoscale p-n and p-i-n silicon devices (2021).
Pada prosesi pengukuhan guru besarnya yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. tersebut turut hadir Kapolres Metro Depok Arya Perdana, SH., SIK., M.Si.; Ketua Komite Teknis 07-03 Nanoteknologi, Badan Standardidasi Nasional dan Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur, BRIN Dr. Haznan Abimanyu; Project coordinator UI-JICA Project for Human Resources Development Ms. Hitomi KOTAKA; dan Kapolda Sulawesi Utara Periode 2021-2022 Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Mulyatno, S.H., M.M.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia