enid
enid

ILUMET FTUI Gelar Town Hall 60 Tahun DTMM UI: Kepemimpinan yang Menempa Inovasi dan Menguatkan Bangsa

Ikatan Alumni Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (ILUMET FTUI) sukses menyelenggarakan Town Hall memperingati 60 tahun Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) UI dengan tema “Kepemimpinan yang Menempa Inovasi dan Menguatkan Bangsa dalam Ekosistem Material Strategis Nasional” pada Kamis (09/10) lalu. 

Acara yang digelar di Bale Nusa Pakubuwono, Jakarta Selatan, ini menjadi forum strategis yang mempertemukan lima pilar utama pembangunan nasional: akademisi, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, militer, praktisi industri pertambangan, dan praktisi transportasi. 

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dr. Deni Ferdian, Ketua Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI, dan menghadirkan Dr. Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian RI, sebagai pembicara kunci. 

Dalam pemaparannya, Dr. Andi menekankan pentingnya kemandirian industri nasional di tengah perubahan konstelasi global yang dinamis atau dikenal sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity). “Sekoci penyelamat terbaik bagi perekonomian Indonesia adalah kapal induk industri nasional yang kokoh. Kemandirian industri menjadi langkah strategis untuk mengubah ketergantungan menjadi kekuatan dan kedaulatan ekonomi. Ini adalah perjalanan panjang yang menuntut kerja sama, inovasi, dan kemauan politik yang kuat,” ujarnya. 

Diskusi panel menghadirkan narasumber lintas sektor, yakni Laksamana Muda TNI Aditya Kumara (Staf Ahli Panglima TNI), Ridho Lestari, S.T. (Direktur Teknis PT Bukit Makmur Resources/Asosiasi Pertambangan), Daud Joseph, S.T., M.G.M. (Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta), serta Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan (Guru Besar Metalurgi & Material UI dan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI 2018–2020). 

Peran Metalurgi dan Material dalam Ekosistem Strategis Nasional 

Forum ini berfokus pada peran penting ilmu dan teknologi Metalurgi & Material dalam mendukung tiga agenda strategis nasional: kemandirian industri pertahanan, hilirisasi pertambangan berkelanjutan, dan penguatan transportasi publik nasional. 

Laksamana Muda TNI Aditya Kumara menegaskan pentingnya inovasi material dalam pengembangan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). “Kemandirian pertahanan sangat bergantung pada penguasaan teknologi material yang kuat dan lokal. Forum seperti ini menjadi jembatan untuk memastikan kebutuhan spesifikasi militer dapat diterjemahkan menjadi riset aplikatif di kampus,” ujarnya. 

Dari sektor pertambangan, Ridho Lestari menyoroti tantangan hilirisasi. “Indonesia kaya akan nikel, tembaga, dan bauksit. Namun, kepemimpinan inovatif dalam rekayasa metalurgi sangat diperlukan agar kita tidak berhenti pada pengolahan, tetapi melangkah ke industri manufaktur bernilai tinggi, membangun rantai pasok yang tangguh, dan memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku industri,” jelasnya. 

Sementara itu, Daud Joseph, selaku Direktur Operasional PT Transjakarta, menekankan urgensi optimasi material untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan komponen transportasi publik. “Kinerja dan daya tahan komponen seperti rangka, mesin, dan bodi memiliki korelasi langsung dengan keselamatan penumpang. Ilmu rekayasa material berperan penting dalam peningkatan aspek tersebut,” ungkapnya. 

Menutup diskusi, Prof. Bondan Tiara Sofyan menyampaikan pandangan mengenai pentingnya kepemimpinan inovatif dan tangguh dari kampus. “Pemimpin bangsa yang unggul lahir dari kejelasan arah pengembangan karier alumni, dukungan keluarga, serta legacy estafet keunggulan yang dikenal sebagai Prophetic Leadership. Universitas Indonesia siap menjadi lokomotif kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya manusia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas melalui penguasaan material dan metalurgi,” tuturnya. 

Dari forum Town Hall ini, dirumuskan sejumlah rekomendasi strategis yang disarikan oleh Askar Triwiyanto, Ph.D., Ketua Asosiasi Metalurgi dan Material Indonesia, antara lain: 

  • Program Riset Bersama (Joint Research): 

Menginisiasi proyek riset kolaboratif antara industri pertambangan, pemerintah, dan Universitas Indonesia, khususnya terkait pengembangan material kritis. 

  • Kurikulum Metalurgi Adaptif: 

Mendorong pembaruan kurikulum di perguruan tinggi agar selaras dengan kebutuhan kompetensi masa depan di bidang industri pertahanan, transportasi, dan hilirisasi. 

  • Forum Kebijakan Inovasi: 

Membentuk forum reguler antara Kementerian Perindustrian, akademisi, dan industri untuk mempercepat standarisasi serta sertifikasi material buatan dalam negeri. 

Melalui forum ini, ILUMET FTUI dan Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI menegaskan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor guna mendukung kemandirian industri nasional dan percepatan inovasi material strategis untuk Indonesia Emas 2045. 

*** 

Kantor Komunikasi Publik 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia 

X