id
id

Kolaborasi Forum Ilmiah HPI dengan CSWM UI: Tanggap Darurat atas Limbah Ukuran Kecil di Sungai 

Dalam rangka meningkatkan sinergitas antar penggiat polimer Indonesia, Center for Sustainability and Waste Management UI (CSWM UI) berkolaborasi dengan Himpunan Polimer Indonesia (HPI) menyelenggarakan forum Ilmiah HPI 2 dengan tema “Plastik (bocor) di Sungaimu dan Bagaimana Cukainya?”, pada Rabu (08/05). Acara ini diadakan di Ruang Auditorium K-301 FTUI secara luring dan daring melalui kanal youtube CSWM UI, dimana Acara ini dihadiri oleh anggota HPI, BRIN, Mahasiswa FTUI, dan beberapa Perusahaan di Indonesia.

Acara ini dibuka oleh Prof. Dr. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc.Eng. Kepala UKK CSWM UI sekaligus Ketua HPI yang menyampaikan bagaimana permasalahan limbah plastik telah menjadi problematika panjang di Indonesia. Sebagai kepedulian terhadap problematika limbah plastik ini, desember 2023 lalu CSWM UI bersama dengan Net Zero Waste Management Consortium dan Komunitas Peduli Ciliwung mengadakan Youth for Ciliwung River Cleanup, dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang pola pengolahan sampah di kawasan sekitar aliran Sungai Ciliwung.

Melalui forum ini, CSWM bersama HPI berkolaborasi menghadirkan narasumber Dr. Eng. Astryd Viandila Dhlan, S.T., M.Eng., Dosen di Teknik lingkungan sekaligus Tim Ahli CSWM UI dan Fajar AD Budiyono, Sekjen INAPLAS, yang akan memaparkan materi bertajuk Hasil Sampling Sampah di Sungai Ciliwung dan Cukai Plastik.

Berdasarkan hasil sampling yang sampah yang di ambil dari kegiatan Ciliwung River Cleanup, terdapat total 32.364 sampah yang berhasil dipilah dari 6 titik, terdapat 10 jenis sampah yang ditemukan dimana 7 diantaranya adalah material polimer termasuk kain, karet, kayu, kertas, logam, plastik, serta gabus. Namun bahan yang ditemukan pada tiap titik dalam jumlah yang besar adalah plastik dengan bentuk saset atau kemasan ukuran kecil dimana plastik ini merupakan plastik multilayer yang sulit didaur ulang karena adanya lapisan yang sulit untuk dipisahkan dimana tiap lapisan memiliki komposisi serta proses pengolahan yang berbeda.

Disisi lain, berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh tim ahli CSWM UI, ditemukan beberapa tren yang dapat diambil dimana tiga jenis sampah yang mendominasi hasil temuan adalah sampah berbahan dasar plastik, kain, serta gabus yang menjadi bahan yang banyak ditemukan sebagai pembungkus makanan maupun pakaian. Sampah plastik paling banyak ditemukan secara konsisten di berbagai titik dalam bentuk kantong kresek baik secara utuh maupun serpihan dengan total akumulasi mencapai 19.466 buah atau sekitar 67.88% dari keseluruhan sampah yang berhasil dikumpulkan dan dipilah. Posisi ini disusul oleh bentuk sampah bungkus dan sachet plastik yang berhasil dipilah masing-masing sekitar 3.974 dan 3.324 buah atau sekitar 13% dan 11% dari total akumulasi sampah keseluruhan.

Ukuran sampah yang ditemukan juga menjadi salah satu indikasi mengenai tren pengelolaan sampah yang terjadi dimana sektor informal pengelola sampah seperti pemulung lebih memilih untuk mengumpulkan sampah yang dirasa mudah didaur ulang serta mudah untuk diambil karena bersifat lebih menguntungkan secara ekonomis. Astryd, tim ahli dari CSWM UI menyampaikan “Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh produsen dalam melihat tren ini adalah pengadaan upsizing ukuran kemasan sehingga dapat lebih mudah dipilah serta diolah.”

Selain itu, jika melihat dari sisi cukai plastik di Indonesia, Fajar AD Budiyono memaparkan bahwa penerapan cukai plastik saat ini tengah menghadapi problematika dimana produksi barang jadi plastik yang kena cukai harus dipisahkan proses produksinya dengan barang jadi non cukai. ”Hal ini mengakibatkan penambahan mesin produksi, perubahan layout pabrik dan penambahan ruang produksi, maka diperlukan tambahan investasi untuk implementasi penerapan cukai pabrik barang jadi plastik. Disisi lain dengan adanya peningkatan target cukai plastik akan melahirkan object cukai baru di produk jadi plastik, sehingga menyebabkan melemahnya daya saing industri barang jadi plastik local terhadap produk import saing barang jadi plastik yang mengakibatkan daya beli produk local menurun.”

CSWM UI berharap temuan dari program ini dapat menimbulkan kesadaran baik bagi produsen dan konsumen agar dapat mengolah sampah plastik menjadi produk jadi yang memiliki value tinggi sehingga tidak menjadi sebuah masalah yang berkelanjutan, sebagaimana disampaikan oleh Prof. Chalid dalam salah satu paparan mengenai sampah plastik, “Hal penanggulangan sampah plastik merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh pemangku kepentingan baik dari sisi industri, pembuat kebijakan, serta masyarakat sebagai konsumen dari produk yang dihasilkan.”

Ditemui di kesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., menyampaikan, “Saya harap dengan adanya program ini, dapat meningkatkan kepedulian produsen dan masyarakat dalam mengatasi sampah plastik, bersama-sama bergerak bersama pemerintah untuk berperan dalam memilah dan mengolah sampah plastik. Serta menjadi peluang bagi HPI dan CSWM UI dalam menyikapi tantangan plastik di masa depan untuk berinovasi dalam bentuk substisusi material atau penciptaan properti plastik yang lebih ramah lingkungan, dan mengolah menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan kembali”.

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X