id
id

Kolaborasi UI-ITB-UNDIP Hadirkan Teknologi Filter Air Mampu Hilangkan 90 Persen Bakteri 

Kolaborasi akademis antara Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Diponegoro (Undip) menghasilkan teknologi berupa filter air portabel berbasis nanomaterial yang mampu menghilangkan 90 persen bakteri. 

Inovasi filter tersebut merupakan teknologi tepat guna yang murah, efisien, dan ramah lingkungan, dengan cara menggabungkan dua tahap filtrasi. Pertama, inovasi tersebut menggunakan pasir aktif dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel besar. Kedua, filter itu menerapkan teknologi mutakhir berupa lampu ultraviolet (UV) serta nanopartikel yang berfungsi mendekontaminasi polutan berbahaya, seperti pewarna limbah pabrik, logam berat, dan mikroplastik. Meskipun teknologi itu terbukti efektif membunuh bakteri hingga 90 persen, namun masih belum memenuhi standar ISO untuk air minum. 

Inovasi filter air itu dikenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan di Kantor Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 20 Agustus 2025. Kegiatan itu sebagai bagian dari rangkaian program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) 2025. 

Selama ini, masyarakat Desa Gunung Putri dikenal cukup kesulitan mendapatkan air bersih karena kualitas air di daerah tersebut tercemar logam berat dan mikroplastik. Hal itu kemudian menjadi perhatian para peneliti dari UI, ITB, dan Undip, bersama dengan para mahasiswanya, mengembangkan inovasi filter air portabel berbasis nanomaterial. 

Menurut Dr. Damar Rastri Adhika dari ITB, nanopartikel dalam inovasi filter tersebut bekerja sebagai fotokatalis yang mampu mengurai polutan secara efektif. Selain itu, sifat antimikroba yang terdapat dalam filter itu dapat membuat air menjadi lebih aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, salah satunya untuk mencuci. 

“Ini adalah langkah nyata dalam memberikan solusi bagi masyarakat yang menghadapi permasalahan air bersih. Saya berharap kolaborasi ini terus berlanjut agar lebih banyak inovasi bermanfaat yang lahir di berbagai bidang,” kata Dr. Damar. 

Kemudian, peneliti dari UI Dr. Ir. Jaka Fajar Fatriansyah menambahkan bahwa inovasi tersebut tidak hanya berfokus pada pemurnian air, tetapi juga keberlanjutan dan dampak jangka panjang. 

“Teknologi ini dapat mengurangi ketergantungan pada sistem penyediaan air yang mahal dan kurang ramah lingkungan. Kami ingin memastikan bahwa teknologi ini benar-benar memberikan dampak positif dan bisa digunakan secara luas oleh masyarakat,” jelas Dr. Jaka. 

Sementara itu, dari Undip, Dr. Qidir Maulana Binu Soesanto menyampaikan bahwa filter nanomaterial tersebut berpotensi besar diterapkan di banyak daerah terpencil lainnya. 

“Dengan penggunaan nanomaterial yang ramah lingkungan, kami tidak hanya menawarkan solusi praktis, tetapi juga mengurangi dampak negatif yang biasanya ditimbulkan oleh teknologi pengolahan air konvensional,” kata Dr. Qidir. 

Desa Gunung Putri memang memiliki sumber mata air alami. Namun, kualitas air yang terkontaminasi logam, seperti besi serta mikroplastik, membuat air tersebut tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Kekeringan pada musim tertentu juga memperburuk keadaan. 

Kini, dengan adanya filter nanomaterial portable tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan air untuk berbagai kebutuhan non-konsumsi serta memberikan solusi praktis atas masalah air bersih yang selama ini menjadi kendala. Kepala Desa Gunung Putri Daman Huri turut merasakan dampak positif dari inovasi itu. “Kami sangat mengapresiasi hasilnya, dari air yang keruh bisa menjadi sangat bening. Ini bukan hanya solusi, tetapi juga membuka pintu bagi berbagai inovasi lain yang bisa diterapkan di desa-desa kami. Ke depan, kami berharap teknologi ini bisa lebih di-scale up sehingga dapat menjangkau lebih banyak desa yang menghadapi permasalahan serupa,” kata Daman. 

Dekan Fakultas Teknik UI Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa keterlibatan UI, bersama dengan ITB dan Undip, dalam proyek tersebut menunjukkan bahwa sinergisme antarperguruan tinggi dapat menghasilkan teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga bermanfaat langsung bagi masyarakat. 

“Filter air berbasis nanomaterial ini menjadi contoh bagaimana riset dan pengabdian dapat berjalan seiring untuk menghadirkan solusi berkelanjutan,” ujar Prof. Kemas. 

Rencana penelitian lanjutan telah dipersiapkan untuk menyempurnakan teknologi tersebut agar dapat digunakan lebih luas di berbagai wilayah Indonesia. Dengan adanya inovasi itu, Desa Gunung Putri menjadi contoh nyata penerapan teknologi tepat guna, sekaligus bukti pentingnya kolaborasi akademik dalam menjawab tantangan masyarakat. 

 

### 

 

Kantor Komunikasi Publik 

Fakultas Teknik Universitas Indonesia 

X