Indonesian Vernadoc Bekasi 2023 merupakan kegiatan pendokumentasian arsitektur tradisional pada Rumah Adat Kranggan yang bertempat di Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi sarana edukasi dan promosi kekayaan budaya arsitektur tradisional yang dimiliki Indonesia kepada dunia internasional.
Rumah Adat Kranggan menjadi wujud kearifan lokal masyarakat Sunda di kawasan Bekasi. Rumah adat ini merupakan warisan budaya yang telah diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Namun, sayangnya saat ini Rumah Adat Kranggan hanya tersisa 12 rumah saja, dari 96 rumah yang tercatat pada 2018. Tentunya, hal ini memberikan ancaman kepunahan.
Rumah yang dipilih untuk pendokumentasian ini pun menjadi rumah yang masih memperlihatkan keotentikannya dari segi bentuk dan material, yang tidak banyak berubah sejak dibangun lebih dari 70 tahun yang lalu. Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa dalam membangun rumah adat ini, masyarakat adat kampung Kranggan diwajibkan menggunakan kayu nangka yang dikenal sangat kuat dibandingkan kayu lain dan juga sebagai ungkapan rasa hormat kepada leluhur.
”Metode Vernadoc adalah metode pendokumentasian arsitektur vernakular/tradisional dengan menggunakan teknik gambar manual dan terukur yang berkualitas tinggi dengan media pensil (dasar), pena dan tinta berdasarkan data dan informasi secara on site. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat memberikan upaya kontributif alternatif (perekaman) dalam melestarikan kekayaan arsitektur yang ada di Nusantara, dalam hal ini Rumah Adat Kampung Kranggan Bekasi,” jelas Prof. Kemas, Ketua Indonesian Vernadoc Bekasi 2023.
Kegiatan ini merupakan inisiasi bersama antara Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DA FTUI), Kelurahan Jatirangga, Koperasi KLM Syariah, Bangun Kota, Ikatan Arsitek Indonesia Bekasi, dan Yayasan Uma Nusantara. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Vernadoc Indonesia, Vernadoc Thailand, Vernadoc Malaysia, Vernadoc Kamboja, dan Rangsit University.
“Pendokumentasian bangunan tradisional yang ada di Nusantara menjadi langkah berdampak yang dilakukan oleh Departemen Arsitektur FTUI bersama berbagai lembaga lainnya dalam menyelamatkan kekayaan arsitektur Nusantara dari gerusan zaman yang bisa saja memusnahkan kekayaan arsitektur tersebut. Rumah Adat Kranggan adalah salah satu dari banyaknya bangunan arsitektur tradisional yang perlu kita perhatikan agar keberadaan dapat terjaga hingga kapanpun. Mudah-mudahan dengan adanya Indonesian Vernadoc Bekasi ini menjadi sarana positif dalam mendukung kekayaan arsitektur tradisional di Indonesia,” ungkap Dekan FTUI, Prof. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.
Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi menuturkan, “Kegiatan Indonesian Vernadoc Bekasi 2023 adalah ajang kolaborasi para penggiat arsitektur dari berbagai negara, antara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia. Sebagai bentuk dukungan untuk melestarikan cagar budaya Rumah Adat Kranggan, para delegasi dari berbagai negara ini akan melakukan sosialisasi soal arsitektur dan melakukan pendokumentasian dengan membuat gambar 2D Rumah Adat Kranggan. Hasilnya nanti akan dipamerkan kepada masyarakat kampung Kranggan”.
Peserta dari Kamboja, Rith Dany dan Cheng Devid menuturkan, “Banyak sekali pengalaman yang didapat, kami merasakan lingkungan di sini menyenangkan, banyak hal baru yang didapat utamanya tentang sejarah dan bentuk bangunan rumah kranggan yang sangat unik dan menarik. Kekhasan dari segi tradisional yang ada semakin menambahkan pengetahuan kami soal bentuk bangunan rumah tradisional di Indonesia,” tutur mereka.
Kegiatan diikuti oleh 28 sukarelawan termasuk delapan mahasiswa dan empat orang dosen, serta arsitek dan penggiat pelestarian arsitektur. Kegiatan Indonesian Vernadoc Bekasi 2023 meliputi beberapa tahapan. Kegiatan pertama dilakukan di kawasan Rumah Adat Kranggan Bekasi, yaitu di Rumah Abah Olot Kisan (Pembukaan) dan Abah Olot Ambung (Pengukuran & Gambar Awal) pada 2-9 Juli 2023. Kegiatan berlanjut di Studio Engineering Center FTUI pada 10-15 Juli 2023, dan ditutup dengan kegiatan pameran di Rumah Abah Olot Ambung di Kranggan Bekasi pada 16 Juli 2023.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia