Tiga Mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2018, mendesain ulang sentral pasar ikan di daerah Banyuwangi. Desain yang ditawarkan oleh Nadya Fatin Nur Rahma Sultan, Ariq Dhia Athallah, dan Gusti Ayu Putu Nadya bertujuan untuk merevitalisasi pasar tradisional sebagai identitas masyarakat lokal.
“Kami merancang sebuah desain pasar bernama ‘Selayar Segara Banyuwangi’. Pada desain yang kami rancang ini, kami memiliki tujuan untuk menghidupkan kembali suasana pasar memaksimalkan konektivitas masyarakat lokal sentralisasi pasar ikan. Selain itu, kami bermaksud untuk merespon segmentasi pasar ikan dengan minimnya rasa kepemilikan masyarakat, Selayar Segara hadir sebagai identitas penyatu masyarakat,” kata Nadya Fatin Nur Rahma Sultan sebagai ketua Tim NARANA architect.
Tim NARANA architect mendesain pasar tradisional yang berbeda dari pasar biasa. Bangunan pasar dibuat spesial dengan mengadaptasi lokalitas Rumah Osing Jawa Timur yang dipadupadankan dengan strategi pasif yang terbuka. Dilengkapi dengan selasar-selasar, pasar ini dapat menyuntikkan titik-titik interaksi sehingga pengguna pasar dapat saling terkoneksi.
“Pada desain pasar Selasar Segara Banyuwangi, kami mendesain dua zona, yaitu zona kering dan zona basah. Kami rencanakan desain mencakup tambak ikan, dermaga, selasar sentral, pendopo, area ikan basah, area UMKM, area pengolahan ikan, dapur, dan restoran. Nantinya, restoran akan dibangun menghadap ke laut dan para pengunjung restoran akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang indah,” kata Gusti Ayu Putu Nadya.
Pendopo yang dirancang berfungsi untuk menghubungkan pedagang, nelayan, dan pengunjung. Tata letak ‘Selayar Segara Banyuwangi’ juga diatur agar sirkulasi antara nelayan, pedagang, dan pengunjung dapat berjalan lancar. Pasar ‘Selayar Segara Banyuwangi’ juga dilengkapi dengan desain kontruksi atap yang dibuat menyesuaikan iklim tropis Banyuwangi dengan passive cooling dan passsive lighting sehingga temperaturnya nyaman.
“Tak hanya menyesuaikan dengan iklim Banyuwangi, nantinya bagunan ‘Selayar Segara Banyuwangi’ juga akan memanfaatkan panas Banyuwangi sebagai sumber energi alternatif dan air hujan sebagai sumber air alternatif. Lalu, sistem pembuangan yang akan ditata dan mengurangi pencemaran pada lingkungan. Selain itu, bangunan pasar ini akan memiliki corak ukir yang akan menghadirkan warna lokal masyarakat Jawa,” kata Ariq Dhia Athallah.
Berkat desain pasar ‘Selayar Segara Banyuwangi,’ tim NARANA architect meraih Juara Dua dalam kompetisis desain nasional, Architecture Carnival 2.0. Kompetisi Desain Pasar Tradisional ini diselenggarakan oleh UIN Maulana Maliq Ibrahim Malang yang dibuka untuk umum (mahasiswa hingga praktisi profesional) dengan mengangkat tema “Reviving Traditional Market.”
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia