Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTI FTUI), Almira Lavina Sambowo (2017), yang merupakan bagian dari delegasi wilayah Asia Timur dan Pasifik, berhasil meraih Juara Pertama pada World Bank Group Youth Summit 2021. Almira merupakan satu dari dua mahasiswa asal Indonesia yang berhasil melaju sampai babak final dan meraih gelar juara pada ajang yang diadakan virtual ini.
Rangkaian acara World Bank Group Youth Summit 2021 diselenggarakan oleh Delloite dan International Finanace Corporation (IFC). Sebanyak 5.000 orang mendaftar dari 50 negara di seluruh dunia dan hanya 250 peserta yang akhirnya terpilih untuk dapat mengikuti kegiatan ini dan berkompetisi pada case challange. Dari 250 peserta yang terpilih, kemudian dibagi menjadi delegasi/tim berdasarkan asal negara dan regional daerah, yaitu Asia Pasifik Timur, Eropa dan Asia Tengah, Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Timur Tengah dan Amerika Utara, Asia Timur, dan Sub-Sahara Afrika.
Setiap tim terdiri dari 6-8 orang yang berasal dari negara berbeda dengan latar belakang pekerjaan dan pendidikan yang berbeda-beda. Almira bergabung dengan tim delegasi untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik, bersama tiga peserta dari Indonesia, satu orang dari Cina, Fiji, Korea Selatan, Filipina, dan Jepang. Dari delapan orang anggota tim, yang berstatus mahasiswa hanya Almira (Indonesia-UI), Pandhu Dirga Pratama (Indonesia-ITS), dan Angela Zhong (Korea Selatan-Harvard), sedangkan lima anggota tim lainnya berasal dari kalangan profesional.
Topik studi kasus yang dapat dipilih antara lain adalah Covid Vaccination Campaign, Digital Inclusion in Lower-Middle Country with Limited Infrastructure, dan Assessment of Environmental and Social Report of One of the Leading Coffee Company in the World. Panelis juri World Bank Group Youth Summit 2021terdiri dari Managing Director dari World Bank dan IFC.
“Kepada tim, diberikan waktu satu hari dengan empat breakout session untuk diskusi. Di akhir acara, setiap tim diberikan waktu 10 menit untuk presentasi dan tanya jawab. Awalnya sedikit canggung karena kami baru bertemu secara virtual dengan rekan satu tim yang lain. Tetapi seiring waktu kami dapat saling melengkapi dalam menghasilkan solusi atas kasus yang dihadapi,” ungkap Almira terkait pengalamannya dalam mengikuti acara yang diselenggarakan pada pada 9 – 10 Juni 2021 yang lalu.
“Kasus yang dipilih oleh tim kami adalah sustainability sebuah perusahaan kopi terkemuka di dunia. Fokus tim kami adalah bagaimana perusahaan ini mampu melakukan sustainability practices bukan hanya untuk bisnisnya saja, tetapi juga untuk lingkungan. Kami mendiskusikan tentang efek dari bisnis ini ke masyarakat dan lingkungan, potensi risiko dari perubahan iklim untuk keberlangsungan bisnis ini ke depannya, dan cara perusahaan ini merespons perubahan iklim yang terjadi mengingat bisnis ini cukup tergantung pada agrikultur,” kata Almira.
Almira dan tim mengusulkan lima strategi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan kopi ternama tersebut. Strategi pertama adalah menerapkan IFC Framework Training, yaitu pelatihan yang dirancang untuk mengelola risiko lingkungan dan sosial perusahaan, sehingga berdampak positif pada laba, reputasi, dan dampak pembangunan. Kedua, melakukan sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), sertifikasi green building yang diakui secara Internasional, untuk bangunan kantor dan pabrik kopi. Ketiga, meningkatkan sistem pengelolaan air lahan dengan membuat skema efektif untuk air yang digunakan pada proses produksi kopi. Keempat, meningkatkan transparansi melalui aplikasi dimana pelanggan dapat memperoleh informasi terkait biji kopi yang mereka minum. Strategi terakhir adalah melakukan pengolahan limbah secara bertanggung jawab dan sustainable terhadap limbah yang berasal dari perkebunan kopi.
Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng., menanggapi positif capaian Almira dan mengungkapkan kebanggaanya, “Dalam masa pandemi ini, prestasi mahasiswa FTUI tidak mengalami penyurutan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Para mahasiswa justru semakin terpacu dan termotivasi untuk berprestasi dan membuktikan bahwa meskipun masih berstatus mahasiswa, mereka tetap dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bagian dari solusi yang dihadapi oleh masyarakat maupun industri di belahan dunia manapun.”