Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan halangan untuk menoreh prestasi dan membuat terobosan inovatif bagi mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Hal ini diperlihatkan oleh sekelompok mahasiswa UI yang berasal dari lintas fakultas lewat hasil prototipe Pesawat Tanpa Awak bernama Hybrid Quadplane UAV, yang dapat membantu pemerintah dalam mengawasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tim mahasiswa tersebut terdiri atas tujuh orang mahasiswa UI atas nama Adam Sultansyah (Fakultas Teknik UI (FTUI) angkatan 2016), Ardi Ferdyhana (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI) 2017), Cindy R. Muffidah (Fakultas Psikologi UI (FPSi UI) 2017), Kevin Yosral (FTUI 2017), Lendi Larici (FMIPA UI 2016), Muhamad Naufal Rianidjar (FTUI 2016), dan Viliasio Sirait (FTUI 2017).
Hybrid Quadplane UAV adalah sebuah wahana Unmanned-aircraft Vehicle System (UAV) atau pesawat tanpa awak yang mengkombinasikan antara pesawat fixed wing dan multicopter. Pengkombinasian ini membuat Quadplane lebih efisien daripada fixed wing dan multicopter pada umumnya. Alat ini memiliki kemampuan vertical take off and landing dan cakupan jangkauan yang luas secara bersamaan, sehingga sangat cocok diterapkan di manapun, karena tidak memerlukan landasan pacu.
Ketua Tim Adam Sultansyah menuturkan, “Quadplane ini nantinya dapat melakukan video monitoring secara real time untuk mendeteksi kerumunan orang. Setelah melihat pelanggaran kerumunan lebih dari lima orang, alat ini akan mengeluarkan suara imbauan agar segera membubarkan diri. Quadplane yang akan diproduksi memiliki keunggulan dibandingkan dengan drone pada umumnya karena dapat bekerja secara autonomous dengan meminimalkan peran manusia dalam kerjanya. Pesawat tanpa awak ini hanya membutuhkan pemasangan baterai dan penentuan jalur Quadplane yang akan dilalui. Alat ini diestimasi akan mampu terbang dengan radius 1km x 1km dengan jam terbang 20-30 menit sekali pakai.”
Berkat inovasinya, Hybrid Quadplane UAV terpilih menjadi salah satu proyek dalam ajang “COVID-19 INA IDEAthon” yang mendapatkan pendanaan dari RISTEK-BRIN. Ada 5590 proposal ide yang masuk ke panitia, dan hanya 17 tim yang terpilih setelah melalui seleksi ketat dan presentasi di depan para reviewer nasional. Salah satunya adalah tim mahasiswa UI tersebut. Tahap pengerjaan akan berlangsung selama 4 – 5 bulan ke depan.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Prof. Dr. rer. nat. Rosari Saleh menuturkan, “Kami sangat mengapresiasi semangat mahasiswa UI untuk tetap berinovasi dan berkarya walaupun dari rumah saja. Di tengah situasi pembatasan sosial untuk penanggulangan COVID-19 kami selalu mengimbau mahasiswa untuk tetap produktif dan tetap memiliki kecakapan dan keterampilan. Inovasi mahasiswa UI juga menjadi bukti akan aksi nyata mahasiswa UI untuk mendukung pemerintah mengatasi wabah COVID-19.”