Pesatnya pertumbuhan kendaraan listrik (EV) di Indonesia membuka peluang besar dalam pemanfaatan kembali komponen elektronik bekas pakai, sekaligus menjadi tantangan serius dalam pengelolaan limbah. Hal ini menggelitik Arief Nurdini, mahasiswa Program Doktor dari Departemen Teknik Industri, untuk menjawab isu ini dalam disertasinya yang berjudul “Perancangan Fasilitas Daur Ulang Pengolahan Limbah Baterai, Elektronik Daya dan Motor Traksi dari Kendaraan Listrik di Indonesia.”
Arief Nurdini menyampaikan hasil penelitiannya dalam sidang terbuka pada (02/07) di Ruang Aula DTI lantai 5, Gedung Teknik Industri.
“Penelitian ini mengintegrasikan proyeksi pertumbuhan kendaraan listrik, kandungan logam strategis dalam komponen bekas, hingga analisis teknologi dan kelayakan investasi. Dengan menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN), diprediksi penjualan kendaraan listrik Indonesia mencapai 846.340 unit secara kumulatif hingga tahun 2035. Estimasi ini mengindikasikan potensi limbah yang sangat besar dan bernilai ekonomi tinggi,” jelas Arief.
Dalam pemilihan teknologi daur ulang, pendekatan Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) menempatkan aspek lingkungan sebagai prioritas utama, diikuti oleh aspek teknologi dan ekonomi. Hidrometalurgi dipilih sebagai metode paling optimal untuk baterai karena keunggulannya dalam efisiensi energi dan tingkat pemulihan material.
“Melalui pendekatan multi-kriteria dan kajian kelayakan yang komprehensif, kami menemukan bahwa hidrometalurgi bukan hanya metode yang paling efektif secara teknis, tetapi juga paling menguntungkan secara ekonomi untuk mendukung daur ulang limbah kendaraan listrik di Indonesia,” kata Arief.
Penelitian ini menunjukkan bahwa metode hidrometalurgi merupakan pendekatan teknologi pengolahan limbah kendaraan listrik yang paling efektif dan aplikatif untuk diterapkan di Indonesia, terutama dalam konteks daur ulang baterai, elektronik daya, dan motor traksi. Keunggulan metode ini ditunjukkan melalui hasil analisis multi-kriteria yang menempatkan aspek lingkungan dan adopsi teknologi sebagai prioritas utama, serta ditopang oleh efisiensi pemulihan material, pengelolaan limbah residu, dan konsumsi energi yang terkendali.
“Penelitian ini memberikan kontribusi dalam menjawab tantangan industri kendaraan listrik di Indonesia, khususnya dalam aspek keberlanjutan dan sirkularitas material. Temuan ini sejalan dengan visi FTUI dalam mendukung transisi energi dan pembangunan teknologi hijau berbasis riset yang aplikatif,” ujar Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, selaku Dekan FTUI.
Berkat disertasinya, Arief dinyatakan lulus dengan predikat summa cum laude dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,9. Dengan kelulusannya ini, Arief Nurdini tercatat sebagai Doktor ke-25 dari Departemen Teknik Industri dan Doktor ke-610 di lingkungan FTUI.
Sidang terbuka promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Rahmat Nurcahyo, MengSc sebagai promotor, dengan Farizal, Ph.D. sebagai ko-promotor 1 dan Dr. rer.pol. Sudaryanto, M.Sc. IPU sebagai ko-promotor 2. Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., Prof. Dr. Ir. T. Yuri M. Zagloel, M.Eng.Sc., Prof. Dr. Yudan Whulanza, S.T., M.Sc., Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T., dan Novandra Rhezza Pratama, S.T., M.T., Ph.D.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia