Jason Jimmy Amadeus Palenewen, Juan Khosashi, Jonathan Tjioe, Angelina Grace, dan Evan Fadhil Nurhakim, berhasil lolos ke tahapan final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2022 bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta. Dibawah bimbingan Dr. Kenny Lischer S.T., M.T., dosen DTK FTUI, tim mahasiswa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTK FTUI) angkatan 2019 ini menciptakan SMART (Solar Mechanical Adjustable Ray Tracker) untuk mengoptimalkan produksi listrik pada panel surya.
SMART merupakan alat pelacak panel surya dengan berbasis pada sistem kontrol fluida mekanik untuk mengoptimalkan kinerja panel surya. Sistem SMART dirancang berdasarkan beberapa komponen sederhana, variatif dari segi ukuran, serta bekerja secara pasif (tanpa listrik). Sistem ini mendukung pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketujuh yaitu menerima akses energi yang terjangkau, andal, dan modern bagi masyarakat Indonesia.
Jason selaku ketua tim memaparkan latar belakang digagasnya SMART, “Energi surya merupakan salah satu sumber energi utama yang tersedia dalam jumlah besar. Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia merupakan pilihan yang tepat karena letak geografis Indonesia di daerah tropis dan tersedianya sinar matahari sepanjang tahun. Dengan mengoptimalkan penyerapan energi surya, maka penggunaan energi tak terbarukan akan semakin kecil sehingga berdampak pada pengurangan emisi gas karbon dioksida yang sesuai dengan Sustainable Development Scenario oleh International Energy Agency (IEA).”
“Inovasi SMART memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan solar tracker berbasis elektrik. Pertama, SMART merupakan solar tracker yang bekerja secara pasif. Solar tracker jenis ini tidak menggunakan penggerak motor dalam mengikuti gerak harian matahari. Kedua, SMART dapat bekerja tanpa memerlukan energi listrik, solar tracker lain mengkonsumsi sekitar 20% dari total daya yang dihasilkan oleh panel surya sehingga dinilai tidak efektif. Ketiga, biaya pemeliharaan SMART jauh lebih rendah dibandingkan solar tracker berbasis elektrik sehingga dapat dimanfaatkan pada daerah yang minim dana perawatan. Keempat, SMART memiliki sifat fleksibel karena dapat ditempatkan di berbagai daerah dengan kondisi geografis yang beragam,” jelas Dr. Kenny Lischer.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap SMART “Gagasan berupa solusi bernama SMART yang diberikan oleh tim dari DTK FTUI diharapkan dapat berdampak dalam menyelesaikan permasalahan ketahanan energi di Indonesia. Selain itu, dengan solusi ini diharapkan pula tim ini dapat memberikan hasil terbaik dalam ajang PIMNAS 35 tahun 2022, agar membanggakan FT dan UI.”
Sebagai tahap pengembangan SMART, Jason dan tim sudah melakukan beberapa langkah komersialisasi, seperti berbincang dengan sejumlah prospective partners terkait komersialisasi SMART, melakukan MoU dengan salah satu mitra untuk mendukung RnD dari SMART, dan telah mendapatkan endorsement dari salah satu perusahaan Belanda untuk mendukung pengembangan SMART kedepannya. Jason dan tim akan kembali bertanding dalam tahapan final PIMNAS 35 tahun 2022 pada 30 November–4 Desember 2022 di Universitas Muhammadiyah Malang.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia