Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Ir. Ahmad Indra Siswantara, Ph.D., sebagai guru besar tetap dalam bidang ilmu Computational Fluid Dynamics (CFD), Fakultas Teknik (FT) pada Rabu (5/3) di Balai Sidang, Kampus UI Depok. Pada upacara pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ini, Prof. Ahmad membacakan pidato pengukuhannya yang berjudul “DAI5-CFD sebagai Jalur Ilmiah Menuju Realitas Hakiki: Allah, Sang Maha Esa, Pencipta Segala”.
Dalam pidatonya tersebut, Prof. Ahmad menyoroti bagaimana ilmu pengetahuan dan keimanan dapat saling memperkaya dan membimbing manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki. Ia mengatakan, ilmu yang sejati tidak bisa dipisahkan dari keimanan. Keimanan memberikan kesadaran bahwa ada keteraturan dalam alam semesta, setiap fenomena yang dipelajari memiliki sebab dan tujuan, serta hukum-hukum fisika bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari sistem yang lebih besar yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Oleh karena itu, ia memperkenalkan konsep DAI5 CFD, yakni sebuah pendekatan yang menggabungkan kedalaman berpikir ilmiah dengan kesadaran akan keberadaan dan keteraturan yang diciptakan oleh Allah, Sang Maha Esa, Pencipta Segala. “DAI5, kependekan dari Deep Awareness of I, Intention, Intial-Thinking (about the problem), Idealization dan Instruction-Set, adalah suatu kerangka berpikir yang saya kembangkan untuk memastikan bahwa setiap proses penyelesaian masalah dalam sains, khususnya CFD, tidak hanya berorientasi pada hasil teknis, tetapi juga memiliki kesadaran yang lebih mendalam terhadap makna dan tujuan ilmu itu sendiri,” ujar Prof. Ahmad.
Lebih lanjut ia menjelaskan, DAI5 terdiri dari lima langkah utama yang saling berhubungan, yaitu langkah pertama adalah Deep Awareness of I (Kesadaran Diri yang Mendalam), menyadari siapa kita dalam konteks pencarian ilmu. Kita bukan sekadar individu yang mengolah data dan persamaan, tetapi manusia yang memiliki kesadaran akan keteraturan semesta. Langkah kedua adalah Intention (niat), ilmu yang dipelajari harus memiliki niat yang benar, yaitu untuk memahami alam dan mengambil manfaat darinya, bukan sekadar mengejar prestasi atau teknologi tanpa arah.
Langkah selanjutnya adalah Initial Thinking, yaitu sebelum memulai perhitungan dan simulasi, kita harus memahami dengan benar masalah yang ada, mengidentifikasi prinsip-prinsip dasarnya, dan memastikan bahwa pendekatan kita tidak menyimpang dari hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Langkah keempat yaitu Idealization, dalam tahap ini, kita membangun model dan asumsi yang realistis, yang tidak hanya akurat secara ilmiah tetapi juga tetap mempertimbangkan keberlanjutan, etika, dan dampak luas dari ilmu yang kita kembangkan.
Terakhir, Prof. Ahmad menyebutkan Instruction Set, yaitu eksekusi solusi dilakukan dengan tetap menjaga kesadaran dan tanggung jawab, memastikan bahwa ilmu yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat dan dunia secara keseluruhan. Ia menyebutkan, melalui DAI5 CFD, manusia tidak hanya membangun solusi ilmiah yang lebih baik, tetapi juga memastikan bahwa ilmu tersebut memiliki makna dan tujuan yang lebih tinggi.
“Saya ingin menegaskan bahwa ilmu yang sejati adalah ilmu yang tidak hanya menjelaskan fenomena, tetapi juga membawa kita lebih dekat kepada pemahaman akan realitas hakiki. DAI5 CFD adalah upaya untuk menyatukan sains dan keimanan, sehingga kita tidak hanya menjadi ilmuwan yang cerdas, tetapi juga ilmuwan yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab,” ujar Prof. Ahmad yang akrab disapa Prof. DAI.
Prof. DAI merupakan dosen Teknik Mesin FTUI yang memiliki kepakaran dalam bidang CFD, konversi energi, dan metode numerik. Sepanjang kariernya, ia telah berkontribusi dalam berbagai penelitian yang berfokus pada pemodelan aliran fluida, optimasi sistem energi, serta penerapan teknologi energi berkelanjutan. Sebagai seorang akademisi yang produktif, Prof. DAI telah mempublikasikan beberapa paper yang berkontribusi signifikan dalam bidang CFD.
Beberapa penelitiannya, meliputi analisis numerik aliran fluida pada turbin angin dan turbin air, reactor pirolisis serta fluid catalytic cracking. Publikasi dan risetnya terus memberikan dampak positif terhadap pengembangan teknologi dan keberlanjutan energi. Saat ini, Prof. DAI juga tengah mengembangkan CFD-AI, sebuah pendekatan inovatif yang menggabungkan CFD dengan Artificial Intelligent (AI) untuk memodelkan dan memprediksi perilaku aliran fluida dengan lebih akurat dan efisien.
Selain itu, dalam upaya mendukung transisi energi berkelanjutan, ia turut mengembangkan teknologi energi terbarukan melalui perancangan prototipe Mobile Refinery Power Plant, yang memanfaatkan biomassa sebagai bahan baku untuk menghasilkan biofuel. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi energi terbarukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Sebelum dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-21 UI yang dikukuhkan pada 2025, Prof. DAI telah menamatkan pendidikan Sarjana Teknik Mesin di FTUI pada 1991. Kemudian, pada 1997 ia berhasil mendapatkan gelar Doctor of Philosophy dari Teknik Mesin Universitas Teknologi Malaysia. Pada upacara pengukuhannya tersebut turut hadir Dosen Tetap Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara ITB Dr. Ing. M. Agoes Moelyadi, S.T., M.Sc.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia