Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan kawasan dimana manusia dan biosfernya dilindungi, terutama satwa endemiknya yang merupakan hewan yang hampir punah, yaitu Komodo. Sebagai Situs Warisan Dunia yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 1991 dan merupakan 1 dari 7 keajaiban dunia, Taman Nasional Komodo memiliki banyak keanekaragaman hayati dan budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Hal inilah yang menjadikan alasan utama kawasan TNK diburu wisatawan, tak hanya lokal, namun juga internasional. Sebelum pandemi, setidaknya ada lebih dari 100.000 wisatawan berkunjung ke kawasan ini setiap tahunnya.
Salah satu upaya menjaga kelestarian kawasan, Balai TNK di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengerahkan pasukan khusus berupa polisi hutan, yang tugasnya berpatroli menjaga kawasan. Mereka biasa disebut ranger hutan atau jagawana. Selain itu Koperasi Balai TNK juga memiliki pasukan tour guide yang diberi nama Naturalist Guide (NG). Tugas utama para ranger adalah melakukan patroli perlindungan dan pengamanan kawasan hutan, sedang NG bertugas mendampingi para wisatawan sambil mengedukasi wisatawan tentang ekologi dan budaya setempat. Mereka ada agar para wisatawan selamat di TNK sehingga tetap nyaman menikmati wisata namun tetap bertanggung jawab.
Bulan lalu, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia, di bawah Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) mengadakan aksi bertajuk “Modul Pelatihan Penyuntingan Video Berbasis Smartphone Sebagai Media Marketing Pariwisata”. Tim Pengmas FTUI dipimpin oleh Dr.-Ing. Ova Candra Dewi dan beranggotakan, Nilam Salma, S. Ars., M. Rowi Darmawiredja, S.Ars., dan T.B. Syarif Hidyatullah, S.Ars. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para ranger hutan dan NG yang sehari-harinya bertugas di kawasan, dalam hal mendokumentasikan sekaligus menyebarkan pesan lestari melalui smartphone di genggaman mereka.
Pelatihan ini mengajak para ranger dan NG agar untuk menggalakkan misi kelestarian dalam proses penyuntingan konten digital. Adapun tahapan yang diberikan berawal dari riset konten, penyusunan komposisi dan warna, teknik pengambilan gambar, pembuatan storyboard, pemilihan judul yang “click bite”, serta pemilihan pesan yang unik dan strategis. Selain itu yang terpenting pada pelatihan ini adalah penyuntingan dan praktek langsung pengambilan gambar di lapangan.
Pelatihan yang dihadiri oleh 11 perwakilan dari ranger dan NG berlangsung selama 1 minggu. Materi dilakukan berseling antara kelas dan praktek di lapangan. Pada akhir pelatihan, terdapat 4 video yang menggambarkan keseharian tugas ranger dan NG, serta mapping keindahan lokasi TNK. Atas kegiatan ini, Pak Dwi selaku Wakil Kepala Balai Taman Nasional Komodo menyatakan sangat berterima kasih kepada tim dari Universitas Indonesia dan berharap kegiatan serupa bisa dilakukan kembali tahun depan.
“Tim kami yang terdiri dari Nilam, Rowi dan Tebe, beruntung sekali karena rata-rata para peserta semua sudah menguasai basic pembuatan konten digital dan kami membantu meningkatkan kualitas konten mereka dengan mengarahkan agar prosesnya lebih runut dan memiliki pesan,” ujar Ova.
Salah seorang perwakilan dari NG, Bapak Agus, pemilik akun IG @aguselang yang kesehariannya bertugas di loh liang, Pulau Padar, mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat membuka mata dan memotivasi untuk membuat konten yang berkualitas. Bagian paling menarik adalah saat belajar pengambilan footage outdoor dan editing. Sebelumnya saya sudah biasa memposting banyak konten digital, namun pelatihan ini menumbuhkan kesadaran pentingnya menyampaikan pesan lestari dari setiap konten digital yang ada”.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia