Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Material Fungsional Keramik dari Fakultas Teknik (FT). Pengukuhan guru besarnya dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., di Balai Sidang UI, Kampus Depok, dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube UI dan UI Teve, pada Rabu (30/8). Rektor UI mengatakan bahwa Prof. Donanta merupakan guru besar ke-41 yang dikukuhkan pada tahun ini dan jumlah keseluruhan Guru Besar UI saat ini mencapai 389 orang.
Dalam pidato ilmiah berjudul “Potensi Limbah Biomassa Pertanian Sebagai Material Keramik Fungsional Maju”, Prof. Donanta menceritakan perjalanan penelitian dan eksplorasinya terkait potensi limbah biomassa pertanian untuk dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi material keramik fungsional maju. Pada penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2017 itu, ia melihat potensi limbah biomassa pertanian sebagai alternatif sumber silika untuk menciptakan material silika mesopori yang jauh lebih ekonomis dan berujung pada peningkatan nilai tambah limbah biomassa pertanian.
“Tingkat pemanfaatan limbah pertanian di Indonesia masih rendah, sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efisien untuk meningkatkan daya gunanya. Salah satu potensi besar yang dimiliki oleh limbah pertanian adalah kandungan silikanya yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat alternatif untuk bahan baku pembuatan material keramik. Dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai alternatif bahan baku, tentunya memiliki berbagai keuntungan, seperti meningkatkan nilai tambah, menekan biaya bahan baku, hingga mendukung ekonomi sirkuler,” ujar dosen Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Umum dan Fasilitas periode 2006 – 2012.
Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan dalam pemanfaatan silika pada limbah pertanian salah satunya adalah material mesopori. Material silika mesopori berbasis limbah pertanian dapat menjadi solusi alternatif untuk menciptakan material yang ekonomis dengan performa yang berdaya saing, yang dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi seperti dalam sistem penghantaran obat, adsorben, hingga fotokatalisis.
Dari berbagai aplikasi tersebut, salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana jika memanfaatkan limbah pertanian untuk mengatasi masalah limbah lainnya. “Inilah yang menjadi dasar pemikiran dilakukannya penelitian terkait aplikasi silika mesopori berbasis limbah pertanian sebagai adsorben zat warna pada limbah industri tekstil. Industri tekstil telah menyumbang sekitar 20% pencemaran air global yang sebagian besar berasal dari zat warna azo yang bersifat karsinogenik dan mutagenik. Hal ini tentunya harus diperhatikan, karena kehadiran zat warna azo dalam limbah tekstil dapat mengancam ekosistem dan lingkungan,” ujarnya lagi.
Fabrikasi dan optimasi material silika mesopori berbasis limbah pertanian yang telah dilakukan Prof. Donanta dan tim penelitiannya membuahkan hasil yang terbilang memuaskan dengan performa adsorpsi yang baik dan dapat bersaing dengan material silika mesopori konvensional berbasis tetraetil ortosilikat (TEOS). Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat penghilangan (removal) zat warna azo metilen biru mencapai 77% dalam waktu adsorpsi 3 jam. Aplikasi silika mesopori berbasis limbah pertanian sebagai adsorben zat warna ini terbukti dapat meningkatkan efisiensi pemurnian limbah tekstil dan memiliki prospek sebagai kandidat material yang baik untuk penanganan masalah limbah serta baku mutu air.
Selain penelitiannya tersebut, beberapa penelitian Prof. Donanta, antara lain Adsorption Capacity of Mesoporous SBA-15 Particles Synthesized from Corncobs and Rice Husk at Different CTAB/P123 Ratios and Their Application for Dyes Adsorbent. Evergreen – Joint Journal of Novel Carbon Resource Sciences & Green Asia Strategy, 10(2) (2023); Spherical SBA-16 particles synthesized from rice husk ash and corn cob ash for efficient organic dye adsorbent. Journal of Cleaner Production (2022); dan Synthesis of amorphous silica from rice husk ash: comparing HCl and CH3COOH acidification methods and various alkaline concentrations. Journal of Technology (2020).
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU mengungkapkan kebanggaannya atas pengukuhan Prof. Donanta. “Pidato Prof. Donanta menyoroti potensi besar dari limbah biomassa pertanian sebagai bahan baku alternatif dalam produksi keramik. Dalam era yang semakin menuntut solusi berkelanjutan dan ramah lingkungan, penelitian seperti ini memiliki dampak yang sangat positif. Pemanfaatan limbah biomassa pertanian untuk menghasilkan material keramik dapat mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya alam yang terbatas dan non-terbarukan. Selain itu, ini juga dapat membantu dalam mengurangi akumulasi limbah pertanian yang sering kali menjadi masalah lingkungan.”
Prosesi pengukuhan Guru Besar Prof. Donanta turut dihadiri oleh Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. rer. nat. Triwikantoro, M.Sc.; Guru Besar Institut Teknologi Indonesia (ITI), Prof. Ir. Krishna Mochtar, ST, MSCE, PhD, IPU.; Perwakilan Pusat Riset Metalurgi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Florentinus Firdiyono; Presiden Direktur PT Rhason Global Corpora, Ir. Irvan K Hakim, MBA; Direktur Utama PT. Integra Mining Nusantara, Ir. Shelby Ikhsan Saleh; dan Komisaris Utama PT. Indonesia Advisory, Ir. Chandra Tirtawijaya.
Prof. Donanta menamatkan sarjana hingga doktor di UI. Ia menyelesaikan studi S1 Teknik Metalurgi FT UI (1989), kemudian tahun 1995 ia menamatkan studi S2 Magister Materials Science di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI. Pada 2006, ia meraih gelar doktor Magister Materials Science di FMIPA UI. Saat ini ia juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI dan Tim Perumus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) UI.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia