Evana Yuanita, mahasiswa program Doktor Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI melakukan penelitian mengenai serat tandan kosong kelapa sawit. Penelitian ini dituangkan dalam disertasinya yang berjudul ” Potensi Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk Nucleating Agent (NA) Polipropilena (PP) Rigid Melalui Metode Glow Discharge Elektrolisis Plasma” dan dipresentasikan pada sidang terbuka Promosi Doktor yang dilaksanakan pada Senin (12/02/2024) di Auditorium K301 FTUI.
“Plastik menjadi kebutuhan yang sangat penting pada akhir dekade ini. Hal tersebut dikarenakan sifat plastik yang kuat, ringan dan murah. Karakter tersebut menjadikan plastik suatu produk yang digunakan secara luas dan secara cepat terdapat dalam segala aspek hidup manusia. Salah satu jenis plastik yang telah digunakan selama bertahun-tahun dan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan penting di kehidupan saat ini yaitu polipropilena (PP). PP merupakan polimer sintetis yang terbuat dari proses fraksinasi minyak bumi. Reaksi polimerisasi pada propilena akan menghasilkan PP, yang termasuk jenis polimer termoplastik dengan karakteristik non polar,” ungkap Evana.
Pemanfaatan serat alam sebagai bahan baku produk aditif polimer, memiliki berbagai keunggulan dibandingkan produk sama yang saat ini ada di pasaran. Salah satu serat alam yang dapat dimanfaatkan selulosanya sebagai bahan baku NA adalah limbah perkebunan kelapa sawit. Pada pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah (CPO), kurang lebih 45% dari buah segar yang diolah, pada akhinya akan berubah menjadi limbah padat berupa cangkang, serabut dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Separuh dari jumlah limbah padat tersebut merupakan TKKS. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia berada dibawah pengelolaan PTPN sebagai Holding Perkebunan dan tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Hal tersebut menunjukkan besarnya potensi pemanfaatan limbah padat TKKS.
Evana menyebutkan bahwa alasan memilih material Serat TKKS karena maerial ini memilik banyak kelebihan. “Pertama, TKKS memiliki harga yang cukup murah bahkan di lokasi pertanian atau perkebunan merupakan biomassa yang belum dimanfaatkan secara baik, sebagian besar ditimbun sebagai pupuk tanaman kelapa sawit dengan permasalahan aroma busuk yang cukup mengganggu serta belum memiliki nilai tambah yang tinggi. Kedua, pemanfaatan serat tersebut dapat berdampak baik bagi lingkungan karena meminimalkan limbah di lokasi pertanian atau perkebunan. Ketiga, serat adalah bahan yang terbarukan dan jenis serat tersebut tersedia berlimpah di Indonesia.”
Tantangan pembuatan NA sebagai aditif polimer dari selulosa serat alam Indonesia untuk industri plastik rigid adalah pertama, bagaimana mengembangkan serat alam hingga menjadi aditif polimer sebagai NA yang dapat diproduksi secara masal oleh industri. Kedua, NA dari selulosa tersebut dapat digunakan sebagai aditif pada proses pembuatan polimer khususnya plastik rigid dapat mempece[at proses dan menurunkan biaya produksi.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., dalam kesempatan lain menyampaikan “Di Indonesia, material aditif polimer Khususya NA masih diimpir, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut material tersebut denhan memanfaatkan serat alam indonesia, salah satunya TKKS yang berlimpah keberadaannya dengan kadar selulusa yang cukup tinggi dan masih belum dimaksimalkan nilai tambahnya.”
Disertasi penelitian mengenai potensi serat alam TKKS ini, berhasil mengantarkan Evana Yuanita meraih gelar doktor di bidang Ilmu Teknik Metalurgi dan Material dengan predikat sangat memuaskan, IPK 4.00. Evana tercatat sebagai lulusan doktor ke-69 Departemen Teknik Metalurgi dan Material dan doktor ke-541 Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sidang Promosi ini dipimpin oleh Prof. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc. dengan promotor Prof. Dr. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc.Eng. dan ko-promotor Prof. Dr. Ir. Myrna Ariati Mochtar, M.S. Sementara untuk dewan penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA.; Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc.; Prof. Dr. Ir. Rochmadi SU, Ph.D., IPU, ASEAN; Nofrijon Sofyan, Ph.D. dan Adam Febriyanto Nugraha, S.T., Ph.D.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia