Toni Bambang Romijarso, mahasiswa program doktor Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), berhasil menyelesaikan studinya dengan IPK 3,96 dan meraih predikat Sangat Memuaskan. Toni tercatat sebagai Doktor ke-74 dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material serta Doktor ke-568 di FTUI. Penelitian doktornya berfokus pada perubahan fraksi volume martensit baja JIS G.3125 akibat perlakuan panas anil interkritis pada temperatur 750°C untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif di era modern.
”Industri otomotif selalu mencari material yang mampu memberikan keseimbangan antara kekuatan, keuletan, serta efisiensi bahan bakar. Maka dari itu, baja fasa ganda dipilih menjadi salah satu material yang sudah lama digunakan oleh industri otomotif untuk menghasilkan kendaraan yang lebih ringan namun tetap aman. Penggunaan baja fasa ganda berkontribusi langsung terhadap efisiensi bahan bakar dan pengurangan emisi gas buang, yang menjadi perhatian utama di era kendaraan ramah lingkungan,” jelas Toni pada sidang terbuka promosi Doktor (03/09).
Toni Bambang mengkaji secara mendalam bagaimana baja fasa ganda dapat dioptimalkan melalui proses perlakuan panas. Baja fasa ganda terdiri dari dua fasa, yaitu ferit yang ulet dan martensit yang keras, yang memberikan keseimbangan sempurna antara kekuatan dan fleksibilitas. Dalam penelitiannya, Toni memanaskan benda uji hingga mencapai temperatur austenit pada berbagai derajat panas, yaitu 900°C, 920°C, 960°C, dan 1000°C dengan waktu tahan selama 30 menit, kemudian diquench pada air sehingga menghasilkan fasa martensit. Setelah itu, material di-anil interkritis pada suhu 750°C dengan berbagai variasi waktu penahanan dan kemudian diquench air pada temperatur kamar menghasilkan pembentukan struktur mikro ganda yang terdiri dari kombinasi ferit dan martensit.
Penelitian ini menemukan bahwa temperatur austenisasi dan lamanya waktu tahan pada proses anil interkritis sangat mempengaruhi ukuran bentuk struktur mikro martensit yang dihasilkan. Semakin tinggi suhu austenisasi, ukuran butir martensit menjadi lebih kasar, sementara peningkatan waktu tahan menyebabkan penurunan jumlah martensit. Penelitian ini juga memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengontrol sifat mekanik baja fasa ganda, yang secara langsung mempengaruhi performa kendaraan. Persamaan empiris yang dihasilkan dalam penelitian ini membantu dalam memprediksi sifat mekanik berdasarkan fraksi volume martensit, sehingga memungkinkan industri untuk mengoptimalkan baja sesuai kebutuhan.
Keberhasilan penelitian Bambang memberikan wawasan mendalam tentang cara mengoptimalkan baja fasa ganda dengan memanipulasi proses perlakuan panas, serta solusi inovatif untuk industri otomotif yang memerlukan material ringan yang kuat, namun tetap aman dan ramah lingkungan. “Penelitian yang dilakukan oleh Doktor Toni Bambang memberikan kontribusi besar tidak hanya pada perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada industri otomotif secara langsung. Penggunaan baja fasa ganda dalam upaya mengurangi bobot kendaraan tidak hanya meningkatkan efisiensi bahan bakar, tetapi juga membantu mengurangi emisi gas buang. Ini merupakan langkah penting dalam mendukung perkembangan kendaraan ramah lingkungan yang sangat dibutuhkan di masa depan,” ujar Plh. Dekan FT UI, Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D.
Adapun hasil penelitian dipresentasikan dalam sidang terbuka promosi doktor dipimpin oleh Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D., sebagai Ketua Sidang, dengan Prof. Dr. Ir. Eddy Sumarno Siradj, M.sc. Eng. sebagai promotor, serta Prof. Dr. Efendi, S.T., M.T. dan Prof. Dr. Ir. Myrna Ariati Mochtar, M.Sc. sebagai ko-promotor. Sedangkan dewan penguji sidang terdiri dari sejumlah ahli, termasuk Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA., Prof. Dr. Ir. Winarto, M.Sc., Dr. Deni Ferdian, S.T., M.Sc., Drs. Nofrijon Sofyan, M.Si., Ph.D., dan Dr. Ahmad Zakiyuddin, S.T., M.Eng.
Melalui disertasinya, Dr. Toni Bambang telah menunjukkan bagaimana baja fasa ganda dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung industri otomotif. Dengan memahami hubungan antara suhu dan waktu tahan ini, diharapkan industri otomotif dapat mengoptimalkan sifat mekanik baja sesuai kebutuhan aplikasi.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia