id
id

Short Course FTUI–HKUST: Menyelami Teknologi Maggot untuk Energi dan Pangan Berkelanjutan

Mahasiswa dari Hong Kong University of Science and Technology (HKUST) bersama mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melakukan kunjungan industri ke Pusat Biokonversi PT Maggot Indonesia Lestari (MIL) di Kabupaten Bekasi (04/08). Kegiatan ini merupakan rangkaian International Short Course bertema “Tropical Sustainable and Renewable Energy” yang diselenggarakan FTUI sejak 21 Juli – 15 Agustus 2025.

Di fasilitas biokonversi tersebut, peserta mempelajari alur budidaya larva Black Soldier Fly (BSF) mulai dari fase telur, larva (maggot), pupa hingga menjadi lalat dewasa—serta bagaimana larva dimanfaatkan untuk mengolah limbah organik menjadi produk bernilai tambah. Lokasi pusat biokonversi MIL yang ditinjau berada di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, yang belakangan juga kerap menjadi rujukan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Selama tur, mahasiswa menyaksikan praktik pemanfaatan maggot sebagai pakan alternatif berprotein tinggi. Di unit peternakan, maggot segar dikombinasikan dengan konsentrat untuk pakan ayam petelur, menghasilkan telur dengan kandungan omega yang lebih baik Selain itu, maggot juga digunakan sebagai pakan ikan nila yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan sekaligus memanfaatkan residu organik secara berkelanjutan.

PT Maggot Indonesia Lestari memperkenalkan kepada peserta manfaat lain dari teknologi biokonversi BSF, antara lain: pengurangan volume limbah organik secara signifikan (hingga sekitar 70% dalam waktu relatif singkat), produksi kompos/kast BSF untuk pemupukan, serta maggot kering/tepung maggot sebagai bahan baku pakan ternak. MIL juga menjalankan edukasi dan pelatihan budidaya BSF terintegrasi bagi instansi pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi.

Salah satu peserta dari HKUST, Ruth, mengungkapkan kekagumannya terhadap inovasi yang dijalankan PT Maggot Indonesia Lestari. “Saya benar-benar terkesan melihat bagaimana sesuatu yang awalnya dianggap sampah bisa diubah menjadi pakan bergizi tinggi untuk ayam dan ikan. Ini bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga solusi pangan yang sangat berkelanjutan. Pengalaman ini membuka wawasan saya tentang pentingnya kolaborasi teknologi untuk menjawab masalah global,” ujarnya.

Andre Fahriz Perdana Harahap, S.T., M.T., Ph.D., dosen FTUI yang mendampingi rombongan, menilai kunjungan ini memberikan pengalaman praktis yang berharga bagi mahasiswa. “Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memahami secara langsung bagaimana konsep ekonomi sirkular diterapkan di industri. Mereka belajar bahwa pengelolaan limbah bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi dan inovasi teknologi yang bisa dikembangkan lebih luas,” jelasnya.

Dengan pengalaman langsung di lapangan, peserta short course FTUI–HKUST mendapatkan perspektif menyeluruh mengenai penerapan teknologi terbarukan dan ekonomi sirkular, mulai dari laboratorium hingga industri serta peluang kolaborasi lintas disiplin untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah dan ketahanan pangan di perkotaan.

***

Kantor Komunikasi Publik

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X