Menggabungkan kecintaan pada kopi dan semangat berinovasi, M. Akif Tholibul Huda, alumni Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) 2023, menciptakan Seramu Coffee, sebuah bisnis kopi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang menghadirkan pengalaman meracik kopi secara mandiri di lingkungan kampus Universitas Indonesia.
Dibantu dan dbimbing oleh Dr. Eng. Radon Dhelika, dosen Departemen Teknik Mesin FTUI, Akif kemudian membentuk tim bersama Muhammad Faqih Hilmi (Alumni Teknik Elektro 2023) dan Bachtiar Mardiansyah (Alumni Vokasi UI 2022). Pada akhir 2024, Fathan Akbar (Alumni FMIPA UI 2023) turut bergabung untuk mendukung pengembangan dan perluasan bisnis.
Diluncurkan sejak September 2024, Seramu Coffee diambil dari frasa “meramu semaumu”, mencerminkan konsep unik yang memungkinkan pelanggan untuk meracik sendiri kopinya. Dengan hanya memindai kode QR dan melakukan pembayaran, pelanggan dapat langsung memilih takaran dan jenis kopi yang diinginkan, tanpa perlu antre atau bergantung pada barista.
Menurut Akif, ide Seramu Coffee berangkat dari keresahan sebagai mahasiswa akan harga kopi yang semakin mahal, padahal kopi telah menjadi kebutuhan harian banyak anak muda. “Sebagai penikmat kopi, saya menyadari bahwa pengeluaran bulanan untuk kopi bisa menyamai bahkan melebihi biaya makan. Kami ingin menghadirkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau, yang bisa diakses langsung oleh mahasiswa dan sivitas akademika,” ungkap Akif.
Dibangun dengan teknologi ramah pengguna dan berbasis IoT, Seramu Coffee hadir sebagai solusi otomatisasi penyajian kopi yang praktis, cepat, dan scalable. Mesin dirancang agar mudah digunakan oleh siapa pun, bahkan oleh pelanggan yang belum pernah meracik kopi sebelumnya. Keunggulan Seramu Coffee terletak pada kemudahan akses, kualitas produk, harga yang kompetitif, serta lokasi stan yang strategis di lingkungan kampus.
Merintis usaha ini bukan hal mudah bagi Akif dan tim. Mereka mengaku menghadapi tantangan besar saat membangun bisnis pasca kelulusan. “Kunci utamanya adalah fokus dan tidak mudah terbawa arus. Kita harus mendefinisikan tujuan, membangun visi jangka panjang, dan terus konsisten. Bisnis adalah proses belajar yang penuh kegagalan, dan dari kegagalan itulah kita menemukan solusi,” ujar Akif.
Ia menambahkan bahwa dalam dunia bisnis, ide saja tidak cukup. “Yang penting adalah mulai. Buat produk minimum yang layak (MVP), uji ke pasar, dan terus evaluasi. Prosesnya akan mengajarkan lebih banyak daripada sekadar perencanaan,” imbuhnya.
“Seramu Coffee mencerminkan semangat inovatif dan jiwa kewirausahaan yang kami tanamkan kepada para mahasiswa FTUI. Melalui pemanfaatan teknologi IoT, alumni kami tidak hanya menciptakan solusi nyata atas permasalahan di sekitarnya, tetapi juga menunjukkan bahwa lulusan teknik mampu menjadi pionir di berbagai bidang, termasuk industri kreatif dan bisnis,” ujar Prof. Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, M.Eng., M.Sc., Dekan FTUI.
Dalam membangun Seramu Coffee, Akif mendapat dukungan dari Program UI Incubate dalam bentuk modal pendanaan. Sedangkan FTUI mendukung dalam bentuk fasilitas dan perizinan. Sebagai alumni, Akif merasa sangat terbantu untuk bisa melakukan uji coba produk MVP di FTUI sehingga dapat memperoleh data yang bisa dia gunakan untuk scale up bisnis. Hal ini menjadi salah satu faktor keberhasilannya karena adanya dukungan dari fakultas.
Berdasarkan survei tim Seramu Coffee, mahasiswa dan sivitas akademika merasa terbantu dengan kehadiran stan Seramu yang strategis, praktis, dan terjangkau. Dengan rata-rata penjualan mencapai 200 cup per hari di FTUI, Seramu Coffee menarik minat investor dan direkomendasikan untuk naik ke skema pendanaan scale-up dalam program UI Incubate.
Saat ini, stan Seramu Coffee telah hadir di beberapa lokasi di UI, termasuk Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Di tahun 2025, Akif menargetkan pembukaan 10 hingga 20 cabang baru, baik di dalam maupun di luar UI. Visi jangka panjangnya: Seramu Coffee hadir di setiap lokasi strategis di Indonesia, dengan target 100.000 cabang.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia