Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melalui Program Studi Teknik Perkapalan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Konsorsium Program Studi Teknik Perkapalan se-Indonesia yang digelar pada Senin (21/07) di Gedung I-CELL FTUI. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Program Studi dan Ketua Departemen Teknik Perkapalan dari sembilan universitas terkemuka di Indonesia.
Peserta konsorsium berasal dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jember (Unej), Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), dan Universitas Pattimura (Unpatti).
Pertemuan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antar program studi dalam menjawab tantangan pendidikan tinggi teknik perkapalan di era industri maritim yang dinamis dan berstandar global. Dalam forum ini, peserta menyepakati sejumlah langkah konkret, termasuk penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) minimum untuk jenjang Sarjana (S1) Teknik Perkapalan, yang dirancang sesuai kebutuhan industri, perkembangan teknologi, dan standar akreditasi nasional maupun internasional.
Ir. Achmad Riadi, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM selaku Ketua Program Studi Teknik Perkapalan FTUI menyampaikan, “Penyusunan CPL minimum ini menjadi langkah awal untuk menyatukan arah pendidikan teknik perkapalan di Indonesia agar lebih adaptif terhadap dinamika industri dan regulasi global. Ini juga penting sebagai landasan akreditasi dan evaluasi mutu pendidikan.”
Pertemuan juga dihadiri oleh Wakil Ketua Badan Kejuruan Teknik Perkapalan Persatuan Insinyur Indonesia (BKTP-PII), Dr.Eng. Ir. Muhammad Arif Budiyanto, S.T., M.T., IPM, serta Sekretaris Jenderal Badan Kerja Sama Teknik Mesin (BKSTM), Prof. Dr. Ir. Ario Sunar Baskoro, S.T., M.Eng. Keduanya memberikan pandangan terkait pentingnya kolaborasi lintas lembaga akademik dan profesi untuk membentuk lulusan teknik perkapalan yang unggul dan siap bersaing secara global.
“Sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri harus terus diperkuat. Lulusan teknik perkapalan tidak hanya harus andal secara akademik, tetapi juga kompeten secara profesional dan etis sebagai calon insinyur di sektor maritim,” ujar Dr. Arif Budiyanto.
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.Ars., M.Sc., Ph.D. turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “FTUI mendukung penuh inisiatif kolaboratif lintas institusi seperti konsorsium ini. Melalui forum ini, kita dapat mendorong harmonisasi kurikulum, kolaborasi riset, dan inovasi pendidikan untuk mencetak lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan transformasi industri maritim di Indonesia dan dunia,” ungkap Prof. Kemas.
Sebagai bentuk komitmen terhadap mutu pendidikan, hasil pertemuan ini akan dikomunikasikan kepada Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAM Teknik) dan Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) sebagai upaya untuk memperkuat peran konsorsium dalam mendorong sistem pendidikan teknik yang terstandar dan berkualitas tinggi di Indonesia.
Pertemuan konsorsium ini diharapkan dapat memperkokoh posisi pendidikan teknik perkapalan nasional sebagai pilar penting dalam pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang kemaritiman.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia