Senin (28/10), bertempat di The Margo Hotel Depok, Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik Universitas Indonesia kembali mengadakan konferensi tahunan International Symposium on Biomedical Engineering yang kesembilan kalinya atau disebut the 9th ISBE 2024.
ISBE tahun ini mengusung tema “Unleashing the Impact in Biomedical Engineering”, ISBE 2024 kembali menjadi ajang tempat berkumpul dan berbagi hasil penelitian dan publikasi para peneliti bidang biomedical engineering. Tahun ini ISBE diadakan dengan kembali bekerja sama dengan Universiti Teknologi MARA, Malaysia
Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua ISBE 2024, Dr. Kenny Lischer, S.T., M.T., Ph.D., kemudian Kepala Unit Penelitian Interdisiplin Keteknikan FTUI, Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA., sekaligus membuka ISBE 2024.
“Tema Unleashing the Impact in Biomedical Engineering pada ISBE tahun ini sangat relevan dengan tantangan dan peluang di bidang teknik biomedis saat ini. Konferensi ini memberikan ruang bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi temuan inovatif yang tidak hanya akan memperluas wawasan kita tentang teknologi kesehatan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas. Dengan semakin pentingnya kontribusi teknik biomedis dalam meningkatkan kualitas hidup, kita berharap simposium ini dapat menjadi penggerak dalam menghadirkan solusi nyata dan berkelanjutan bagi dunia medis,” ujar Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU, Dekan FTUI, pada kesempatan terpisah.
Pada Keynote Session, terdapat tiga pembicara utama, yaitu Prof. Peter V.S. Lee dari University of Melbourne, dengan topik: “A patient-centric framework for developing safer 3D printed personalised medical implants”; Prof. Mohammed Rafiq bin Dato’ Abdul Kadir dari Universiti Teknologi MARA Malaysia membawakan topik :”Unleashing the Impact in Biomedical Engineering”; dan Dr. Sugeng Supriadi dari Fakulas Teknik Universitas Indonesia dengan topik: “Innovation in Biomaterial Products: Implants with Ecosystem”
Keynote speaker 1, Peter V.S. Lee dari University of Melbourne, membahas perkembangan dalam pembuatan implan medis personalisasi menggunakan rekayasa berbantuan komputer, manufaktur aditif, dan pelapisan antibakteri. Meskipun sudah ada kemajuan dalam kustomisasi untuk ortopedi dan bedah maksilofasial, tantangan besar masih ada dalam hal komersialisasi dan penggunaan luas implan personalisasi. Saat ini, belum ada kerangka kerja atau metodologi yang jelas untuk mendukung penggunaan dan meningkatkan tingkat keberhasilan implan personalisasi. Lee mengusulkan kerangka kerja “Measure-Model-Manufacture-Manage (4M)” yang memanfaatkan pengukuran biomekanik pasien untuk membangun model yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan desain implan sebelum dicetak 3D dan diimplementasikan. Kerangka ini bertujuan untuk meningkatkan manajemen dan hasil pasien melalui pendekatan yang komprehensif.
Keynote speaker 2, Prof. Mohammed Rafiq dari Universiti Teknologi MARA Malaysia mengeksplorasi kemajuan di bidang rekayasa biomedis, terutama dalam biomekanik komputasional elemen hingga, biomaterial canggih, biomimikri, dan peran transformasional kecerdasan buatan (AI) dalam perawatan kesehatan. Biomekanik komputasional memungkinkan pemodelan dan simulasi perilaku jaringan biologis, membantu desain perangkat medis dan prosedur bedah. Ditambah dengan biomaterial canggih, seperti polimer biodegradable dan nanokomposit, pendekatan ini memungkinkan pengembangan implan generasi berikutnya yang meniru sifat mekanik jaringan manusia. Prinsip biomimetik dan alat komputasi yang didorong oleh AI juga mendorong personalisasi perawatan kesehatan, mengoptimalkan hasil pasien dan penelitian medis.
Keynote speaker 3, Dr.Sugeng Supriadi dari Universitas Indonesia meneliti pengembangan implan ortopedi inovatif dengan menggunakan paduan titanium dan magnesium. Paduan ini dikenal karena biokompatibilitas, kekuatan, dan ketahanan korosi, membuatnya ideal untuk aplikasi medis jangka panjang. Paduan magnesium juga memiliki potensi besar untuk implan yang dapat terdegradasi, mengurangi kebutuhan operasi sekunder. Penelitian ini menekankan pentingnya mengikuti standar ISO 13485 selama desain, manufaktur, dan pengujian untuk memastikan keselamatan dan kualitas perangkat medis. Teknologi pencetakan 3D juga disebut sebagai inovasi yang menjanjikan untuk produksi implan yang sangat disesuaikan, terutama dalam kasus onkologi. Kolaborasi dalam ekosistem implan ortopedi Indonesia diidentifikasi sebagai kunci untuk komersialisasi produk yang sukses.
Sebanyak 34 paper dari peserta yang berasal dari 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Jepang dipresentasikan dalam konferensi ini. Terbagi menjadi 4 topik besar yaitu Medical Devices, Drug Delivery and Development. Biomaterial and Tissue Engineering, dan Clinical & Health Management. Paper yang dipresentasikan kemudia akan melalui proses review dan publikasi pada jurnal internasional terindeks scopus.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia