id
id

The Green Giant Purifier: Gagasan Mahasiswa FTUI Untuk Atasi Polusi Udara Jakarta

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Teknik (FT) menciptakan inovasi baru bernama The Green Giant Purifier, sebuah alat penyaring udara berukuran besar yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta. Tim yang diketuai oleh Nur Aziza Putri (Teknik Sipil 2021) dan beranggotakan Kethlin Zaneta (Teknik Sipil 2021), Mustofa Cahaya Wiguna (Teknik Lingkungan 2021), Ongko Abiyoga Witjaktomo (Teknik Sipil 2021), dan Fitra Mulya Saputra (Teknik Sipil 2021) ini akan mempresentasikan inovasi mereka dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 pada 14–19 Oktober 2024.

Di bawah bimbingan Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T. dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil FTUI, inovasi mereka telah berhasil melewati seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK), yang diumumkan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 28 Agustus yang lalu.

Inovasi tersebut muncul sebagai respons terhadap masalah kualitas udara yang semakin buruk di Jakarta. “Pada 18 Juni 2024, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan mencapai level 219 dalam US Air Quality Index (AQI). Kondisi ini sangat tidak sehat dan diperparah dengan terbatasnya lahan hijau di kota,” ujar Nur Aziza.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, M.Eng., IPU menyampaikan, ”The Green Giant Purifier muncul sebagai inovasi penting untuk mengatasi masalah pencemaran udara di DKI Jakarta, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dan hemat energi, alat ini dirancang dengan material yang mudah diperoleh dan berkonsep zero-waste.”

The Green Giant Purifier adalah alat penyaring udara dengan diameter 14 meter dan luas 153,938 m2. Alat ini menggabungkan konsep terarium dengan teknologi renewable energy berupa panel surya untuk sumber listriknya. Purifier ini dirancang untuk memanfaatkan tanaman sansevieria, yang dikenal memiliki senyawa aktif untuk mengurangi polutan berbahaya seperti karbon monoksida (CO). Rencananya, implementasi sistem ini akan memakan waktu total tujuh tahun, mencakup tahap inisiasi, pembangunan, dan pemeliharaan.

“Cara kerja alat ini melibatkan proses penyaringan udara melalui beberapa lapisan, di mana udara ditarik dan difilter, mengurangi hingga 65% polutan yang ada,” jelas Nur Aziza. Dengan sumber energi dari panel surya, alat ini beroperasi secara berkelanjutan tanpa memerlukan sumber energi tambahan dan tanpa membutuhkan banyak lahan, menjadikannya solusi yang efektif untuk masalah pencemaran udara.

Nur Aziza berharap gagasan ini dapat diadopsi oleh Pemerintah DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak kesehatan akibat polusi. Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi menghemat biaya kesehatan masyarakat. “Pemerintah bisa menekan kerugian akibat penyakit ISPA hingga lebih dari 47 milyar rupiah dengan mengadopsi alat ini,” kata Nur Aziza. Alat tersebut mampu mengurangi polutan hingga 65% dan dapat dibuat dengan anggaran sekitar 120 juta rupiah per unit.

Dukungan Akademik dan Keberlanjutan

Proses pengembangan alat ini tidak lepas dari tantangan, terutama dalam mengintegrasikan teknologi dengan konsep berkelanjutan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya poin 11 dan 13 yang berkaitan dengan kota berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. “Dengan adanya sistem ini, kami berharap kualitas udara di Jakarta bisa membaik, sehingga masyarakat dapat hidup lebih sehat,” kata Dr. Nyoman Suwartha, dosen pembimbing tim mahasiswa.

Keberhasilan tim dalam lolosnya seleksi menunjukkan kecakapan akademis dan inovasi mereka, serta kepedulian terhadap masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan harapan meraih Medali Emas di PIMNAS 2024, Nur Aziza dan tim berharap gagasan ini bisa terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat Jakarta. Melalui kolaborasi lintas disiplin ini, mereka optimis bahwa The Green Giant Purifier dapat memberikan dampak positif yang nyata, yaitu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh warga.

Nur Aziza dan tim berharap inovasi mereka dapat meraih Medali Emas di PIMNAS 2024 dan diimplementasikan di dunia nyata, berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan Jakarta yang lebih sehat. Detail inovasi ini dapat diakses melalui tautan berikut: https://bit.ly/TheGreenGiantPurifier.

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X