id
id

Tuangkan Kepedulian Atas Ketidakadilan Sosial Dalam Desain Ruang Pameran Sebagai Media Pembelajaran, Mahasiswa FTUI Raih Penghargaan Internasional

Tiga mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DA FTUI) merancang ruang memorial sebagai media pembelajaran ketidakadilan sosial. Rancangan yang diberi nama DIALOGUE, membawa pengunjung merasakan pengalaman sebagai korban ketidakadilan sosialdan diharapkan akan meningkatkan empati pada para korban. Berkat rancangan ini, mereka berhasil meraih Juara 3 dan penghargaan khusus Buildner Student Award serta menyingkirkan 100 peserta lainnya pada ajang The Memorial for Witches International Competition, yang diselenggarakan oleh Buildner.

Annasya Koesty Fadhillah, Gina Khairunnisa, dan Muhammad Rafli dari Angkatan 2019 DA FTUI berkompetisi pada ajang internasional tersebut dibawah bimbingan Guru Besar Arsitektur FTUI, Prof. Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., Arsitek Professional, Baiq Lisa Wahyulina, S.T., M. Ars., IAI., dan Asisten Dosen, Aulia Urrorhmah, S. Ars. DIALOGUE terinspirasi dari bentuk Scale of Justice yang kemudian diterapan pada rancangan ruang memorial dengan memanfaatkan konsep arsitektur kinetik yang memungkinkan struktur bangunan bergerak tanpa mempengaruhi keutuhan struktur bangunan secara keseluruhan.

“Konsep desain DIALOGUE melalui pendekatan struktur arsitektur kinetik dan berbentuk modul yang berkelanjutan. Modul ini kemudian dapat diletakan di tempat-tempat kejadian kasus ketidakadilan sosial yang dapat muncul di mana saja. Dengan rancangan ini, kami berharap dapat mengedukasi masyarakat sekitarnya sebagai sarana ruang sosial untuk bertukar pikiran. Kami ingin dengan hadirnya ruang memorial DIALOGUE, kesadaran akan ketidakadilan sosial di masyarakat dapat terus meningkat,” kata Annasya.

Konsep desain DIALOGUE dibuat sebagai ruang memorial sekaligus media pendidikan. Menggunakan sensor deteksi manusia untuk mengubah dinding padat menjadi tembus cahaya yang membentuk suasana anonim, pengunjung diundang untuk berdialog satu sama lain dan berbagi pengalaman mereka sebagai korban ketidakadilan sosial tanpa khawatir.

Scale of Justice atau skala keadilan, merepresentasikan keadilan dan objektivitas tanpa bias ke salah satu sisi. Hal ini menginspirasi bentuk bangunan yang persegi panjang dengan sumbu ditengahnya. Jika dua orang memasuki struktur secara bersamaan dari dua sisi yang berbeda, akan ada ketidakseimbangan struktur. Hal ini melambangkan ketimpangan pada kasus-kasus ketidakadilan sosial. Struktur akan seimbang ketika pengunjung duduk bersama di area tengah. Ini melambangkan pertemuan dimana kedua pihak berbagi cerita untuk memahami perasaan masing-masing dengan menggunakan pendekatan prinsip bilik pengakuan dosa,” kata Prof. Evawani Ellisa.

Desain DIALOGUE juga dilengkapi dengan ruang kontemplasi yang menggunakan layar LED reflektif. Disini pengunjung akan disuguhi video dan dokumentasi berbagai peristiwa ketidakadilan sosial baik di masa lalu maupun kasus terkini. Dengan demikian, para pengunjung dapat berimajinasi seolah-olah berada di tempat kejadian, dan diharapkan dapat membangkitkan empati pengunjung terhadap para korban.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., menyampaikan apresiasinya terhadap raihan prestasi mahasiswa DA FTUI ini. “Mahasiswa FTUI diharapkan tidak hanya peka terhadap permasalahan keteknikan di dunia tapi juga harus berempati pada permasalahan sosial termasuk isu ketidakadilan sosial yang seringkali terjadi di masyarakat. Diharapkan desain yang dirancang oleh para mahasiswa dapat menjadi pengingat dan media edukasi masyarakat terkait ketidakadilan sosial. Selamat atas raihan prestasinya yang telah membanggakan FTUI dan UI.”

The Memorial for Witches International Competition merupakan kompetisi pertama dalam seri tahunan Buildner, yang mana peserta diharapkan dapat memberikan desain rancangan berkaitan dengan ketidakadilan sosial. Peserta dapat memilih ketidakadilan apa pun yang pernah terjadi di masa lalu atau masa kini. Dalam menyelenggarakan kompetisi ini, Buildner bekerja sama dengan juri Internasional yang berpengalaman sebagai arsitek dan akademisi.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X