Pada periode 12 Agustus-13 Oktober 2024, UI Creates 2024 menggelar program yang mempertemukan 12 mahasiswa dari dua negara dengan salah satu kekayaan warisan arsitektur Indonesia yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Bertajuk Expedition to Indonesian Architecture, program ini mengundang mahasiswa dari Rangsit University, Chulalongkorn University, Thailand, Norton University, dan Western University, Kamboja untuk mempelajari lebih dalam arsitektur Indonesia melalui kunjungan langsung ke beberapa objek arsitektur dan budaya di Indonesia.
Di bawah bimbingan Prof. Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, ahli arsitektur dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), para peserta memperoleh pemahaman mendalam mengenai sejarah, teknik konstruksi, dan makna filosofis di balik rumah-rumah tradisional Indonesia. Salah satu sorotan program ini adalah teknik konstruksi tanpa paku, yang mencerminkan harmoni antara manusia dan alam. Prof. Kemas menegaskan, “Bangunan ini bukan sekadar rumah; ia adalah perwujudan filosofi hidup komunitas di mana gotong royong dan saling menghargai menjadi landasan utama dalam membangun dan bermasyarakat.”
Mahasiswa juga diajak untuk memahami simbolisme yang terkandung dalam desain rumah tradisional, seperti atap berbentuk perahu yang melambangkan perjalanan hidup, serta orientasi rumah yang mengikuti jalur jalan sebagai wujud keterikatan masyarakat desa dengan lingkungannya. Ekspedisi ini memberi peserta kesempatan untuk melihat langsung bagaimana nilai-nilai budaya dan tradisi Indonesia terwujud dalam bentuk arsitektur yang tetap lestari hingga kini.
Kunjungan budaya juga memberikan pengalaman yang lebih dalam tentang bagaimana arsitektur tidak hanya sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan identitas budaya dan nilai-nilai komunal. Salah satu mahasiswa peserta, Supicha Din dari Thailand, mengungkapkan, “Saya tidak pernah membayangkan bahwa arsitektur bisa begitu erat kaitannya dengan sejarah dan kehidupan komunitas. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap kekayaan budaya Indonesia.”
Prof. Dr. Heri Hermansyah, Dekan FTUI, menyampaikan kebanggaannya terhadap inisiatif ini, “Program ini tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya dan arsitektur Indonesia yang kaya, tetapi juga mendorong pertukaran pengetahuan dan nilai secara global. Ini adalah bukti nyata bagaimana budaya, alam, dan masyarakat berkolaborasi untuk menciptakan warisan yang berkelanjutan.”
Selain belajar tentang arsitektur vernakular di Indonesia, mahasiswa juga mengunjungi objek-objek arsitektur kolonial dan pasca kemerdekaan di Indonesia, seperti di Kota Tua Jakarta, Kawasan Lapangan Banteng, Kota Bandung, serta Monas dan Kawasan Medan Merdeka Jakarta. Melalui UI Creates 2024, para peserta memahami bahwa arsitektur Indonesia adalah wujud nyata dari hubungan erat antara sejarah, tradisi, dan masyarakat yang telah terjalin selama berabad-abad. Program ini menekankan pentingnya pelestarian arsitektur sebagai bagian dari identitas bangsa.
Bagi mahasiswa internasional, UI Creates 2024 tidak hanya menawarkan wawasan arsitektur, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana budaya, alam, dan masyarakat saling bekerja sama untuk menciptakan warisan yang lestari. Melalui perjalanan ini, mereka menemukan bahwa arsitektur vernakular bukan sekadar bangunan—melainkan sebuah kesaksian hidup tentang keterkaitan sejarah, komunitas, dan lingkungan.
Program UI Creates 2024 ini diakhiri dengan kegiatan presentasi akhir yang dilaksanakan pada 12 Oktober 2024 di Smartroom, Gedung Dekanat FTUI. Pada kegiatan ini, mahasiswa memaparkan pemahaman tentang kekayaan arsitektur Indonesia yang memiliki karakteristik bangunan yang khas di masing-masing zaman. Hasil eksplorasi mahasiswa nantinya akan ditampilkan dalam pameran yang terbuka untuk umum.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia