id
id

Usulkan Potensial Pengembangan Anteraja, Tim FTUI Juarai Industrial Challenge ITS

Alivanza Firdaus Rhufyano, Daffa Aqilah Sofiyan, dan Hanif Rahman Arifin, mahasswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) meraih Juara Dua pada  Industrial Challenge Institut Sepuluh Nopember (ITS) 2022. Industrial Challenge merupakan semcam lomba keilmuan Teknik Industri yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri (HMTI) ITS. Perlombaan yang digelar pada 14 Juli lalu diikuti oleh 30 tim mahasiswa dari Indonesia, Filipina, dan India.

Para peserta diberikan soal-soal dan studi kasus yang berkaitan dengan keilmuan Teknik Industri untuk diselesaikan. Setelah melewati babak penyisihan, pada tahap final peserta diminta menyelesaikan kasus bisnis dan mempresentasikan solusi dari kasus yang dihadapi perusahaan logistik Anteraja untuk membantu penetrasi pasar dan rantai pasok.

Anteraja adalah penyedia jasa pengiriman dan logistik berbasis teknologi milik PT Tri Adi Bersama. Sebagai perusahaan logistik di Indonesia, Anteraja telah memperluas cakupannya ke seluruh provinsi di Indonesia, dengan total pengiriman 1 juta paket per hari. Namun, berdasarkan sumber data pada kasus ini, hanya 33% pelanggan Anteraja yang berasal dari luar pulau Jawa. Anteraja dapat meningkatkan pertumbuhan peningkatan penggunaan Anteraja untuk meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas di daerah luar Jawa.

“Dalam menjawab permasalahan yang dihadapi Anteraja, kami melakukan analisis wilayah potensial di luar Jawa bagi Anteraja. Kriteria yang digunakan untuk memilih provinsi yang paling potensial berdasarkan penetrasi internet, jumlah E-Commerce, pertumbuhan ekonomi daerah. Dari hasil analisis ditemukan tiga daerah potensial, yaitu Kalimantan timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan,” kata Alivanza, ketua tim.

Dari wilayah yang dipilih terdapat dua permasalahan umum, yaitu waktu pengiriman dalam pengiriman anta pulau masih relatif lama sekitar 2–5 hari dan pengiriman luar Jawa akan menyebabkan ongkos kirim yang tinggi. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mempercepat waktu pengiriman dan menjadikan biaya pengiriman lebih  murah. “Kami menawarkan tiga solusi kepada untuk menyelesaikan permaslahan yang mereka hadapi. Promosi, Metode Bareng-in Aja, dan Pengiriman Barang Terjadwal untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Alivanza.

Solusi pertama, promosi dijalankan dengan memberikan potongan harga dimana Anteraja AI akan mempertimbangkan jarak, nilai barang, loyalitas pelanggan, dan faktor lainnya untuk menentukan jumlah diskon. Solusi kedua adalah metode Bareng-in Aja. Ongkos kirim ke luar Pulau Jawa menjadi mahal karena pengiriman satu per satu paket. Bareng-in Aja akan menggabungkan pelanggan yang ingin mengirim barang ke tujuan bersama. Dengan sistem ini, maka ongkos kirim akan menjadi lebih murah. Terakhir, kami menawarkan solusi berupa pengiriman barang terjadwal. Selama barang terjadwal, semua barang akan dikirim bersamaan pada tanggal yang dijadwalkan dan menjadikan biaya pengiriman berkurang.

“Permasalahan rantai logistik Indonesia memang unik. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia membutuhkan ide-ide cemerlang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi industri logistik dalam pendistribusian barang ke seluruh Indonesia. Semoga dengan strategi yang disampaikan oleh ketiga mahasiswa ini, perusahaan logistik Anteraja dapat mengembangkan jangkauan pelayanannya dan memberikan pelayanan terbaik untuk berbagai wilayah Indonesia,” kata Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng, IPU.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X