Pada Jumat, (13/5) lalu, Program Studi Perencana Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menyelenggarakan kegiatan Webinar Open House. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara webinar Open House yang berlangsung selama satu bulan dalam rangka menyambut penerimaan mahasiswa baru PWK FTUI tahun aja 2022/2023.
Pada kesempatan ini, tema yang diusung adalah Pentingnya Peran Perencana – Why Planner does Matter? Hadir sebagai narasumber, Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, ST, M.Si., Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia dan Ir. Vera Revina Sari, M.Eng., Plt. Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Webinar dipandu oleh Shofi S. Shulhiddar, ST., Direktur Eksekutif IAP Indonesia selaku moderator.
Hendricus Andy Simarmata menjelasan gambaran pekerjaan yang akan dilakukan oleh perencana wilayah dan kota. “Dalam melakukan tugasnya, seorang perencana kota dan wilayah selalu berorientasi pada kepentingan publik. Perencana yang bekerja di luar atau di dalam pemerintah akan selalu mendahulukan kepentingan khalayak umum. Gagasan yang dipikirkan oleh seorang perencana adalah menjadikan kota memiliki peradaban yang lebih baik,” kata Andy.
Beliau menambahkan bahwa perencana wilayah dan kota harus memiliki pemikiran yang kuat, untuk melahirkan gagasan menuju Indonesia ke arah lebih baik. Perencana wilayah dan kota tidak hanya berkontribusi pada lever praktis, tetapi juga pada level bernegara. Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) berkontribusi dalam merumuskan dokumen Rencana Undang-Undang (RUU) Sumber Daya Alam (SDA). Melalui RUU ini diharapkan pengelolaan SDA dan perencanaan wilayah dan kota mengutamakan kepentingan publik.
“Selain itu, kemampuan planner terlihat pada kemampuan arrangement. Perencana harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik, terbuka akan setiap masukan, dan memilik kerangka struktur berpikir yang baik,” kata Andy.
Vera Revina Sari, Perencana Wilayah dan Kota, Pemprov DKI Jakarta menjelaskan perencanaan wilayah dan kota. “Ada hal yang sangat penting dalam perencaan wilayah dan kota, yakni membuat sebuah perencanaan yang realistis. Tidak hanya merencanakan sesuatu secara besar dan terlihat sempurna, melainkan memirkan program-program yang dapat dilakukan untuk mewujudkan rencana besar tersebut,” kata Vera.
Vera menambahkan bahwa ada satu masalah yang sering dilakukan oleh prencana wilayah dan kota, yaitu tidak membedakan ranah publik dan privat. Dalam merenacanakan pembangunan, jangan sampai merugikan masyarakat dan penukiman di sekitar.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia