Penumpukan sampah dan kerusakan lingkungan masih menjadi masalah besar di Indonesia. Bagaimana tidak, masyarakat masih belum memiliki pengetahuan luas soal pengelolaan sampah. Malah mereka terkesan acuh dan tidak peduli. Miris bukan? Padahal, pengelolaan sampah yang buruk menjadi pendorong potensi perubahan iklim.
Bertekad untuk menjadi bagian dari solusi atas permasalahan besar ini, tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Pengmas FTUI) yang dipimpin oleh Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FTUI, Dr. Cindy Rianti Priadi, serta didukung oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI, menyelenggarakan wisata edukasi energi ramah lingkungan bagi siswa/i Madrasah Ibtidaiyah (MI) Taufiqurrahman II Beji Depok. Wisata edukasi ini diselenggarakan pertama kali di lingkungan Laboratorium Parangtopo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, pada awal tahun 2023 dan direncanakan dapat diselenggarakan secara berkesinambungan kedepannya.
Sistem kumpul-angkut-buang masih mendominasi pengelolaan sampah di Indonesia. Padahal sistem pengelolaan tersebut meningkatkan pelepasan gas metana ke atmosfer dari hasil penumpukan sampah dan meningkatkan perubahan iklim. Kontribusi pengelolaan sampah yang tidak optimal terhadap gas rumah kaca mencapai 14% secara global, setelah kendaraan bermotor. Untuk itu, dalam rangka mengurangi potensi perubahan iklim akibat sektor persampahan dan pengembangan energi terbarukan.
“Kami merasa perlu adanya edukasi sejak dini untuk memicu perubahan perilaku. MI Taufiqurrahman kami jadikan sasaran pengmas kali ini karena merupakan sekolah percontohan di Depok yang telah mengintegrasikan muatan pendidikan karakter melalui pembelajaran pengelolaan sampah. Wisata edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan sampah menjadi energi serta pemanfaatan teknologi energi terbarukan sejak dini,” kata Dr. Cindy Rianti Priadi.
Kegiatan wisata edukasi ini juga menghadirkan dosen dan mahasiswa FTUI sebagai pemberi materi. Kegiatan diawali dengan pengenalan materi mengenai jenis sampah dan teknologi pengolahan berbagai jenis sampah. Materi dipresentasikan oleh Dosen Teknik Lingkungan FTUI, Ayik Abdillah MSc., yang berpengalaman di bidang anaerobik digester.
“Sistem limbah menjadi energi ini dapat memberikan wawasan luas mengenai cara pengolahan sampah organik dengan tepat. Anaerobik digester merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk pengolahan sampah rumah tangga, seperti sampah sisa makanan. Namun, teknologi ini belum banyak dikenal kalangan masyarakat umum, terutama untuk siswa/i jenjang sekolah dasar yang memiliki keterbatasan dalam memahami bentuk pengelolaan sampah yang tepat,” ungkap Ayik Abdillah.
Pembelajaran ini juga didukung oleh laboran Laboratorium Parangtopo FMIPA UI lewat peragaan secara langsung cara pengolahan sampah organik menggunakan teknologi anaerobik digester. Laboratorium Parangtopo FMIPA merupakan adalah laboratorium hidup (living laboratory) Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang bekerja sama dengan PT Paiton Energy. PLTSa ini memiliki 8 unit mesin biodigester yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik dan meningkatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Selain pengenalan anaerobik digester, siswa/i juga dikenalkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui simulasi teknologi yang dipresentasikan oleh Subhan Petrana, ST., MT., mahasiswa Program Doktoral Departemen Teknik Elektro (DTE) FTUI yang berada di bawah bimbingan, Dr. Eko Adhi Setiawan.
Kegiatan diakhiri dengan kegiatan games menarik melalui tebak kata yang bertema benda-benda energi ramah lingkungan. Selama kegiatan ini siswa/i sangat antusias dalam mengikuti permainan. Pemahaman mereka mengenai materi yang dipaparkan juga sangat baik.
Wisata edukasi ini mendapatkan tanggapan positif dari para siswa/i dan guru MI Taufiqurrahman II. Irfan, salah satu siswa MI Taufiqurrahman II, menuturkan bahwa ia sangat senang mengikuti acara ini karena dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengolahan sampah organik. Perwakilan guru MI Taufiqurrahman II, Ibu Rani, berharap sekolahnya dapat menerapkan pengolahan anaerobik digester karena dapat menarik minat siswa untuk mengolah sampah organik dan sebagai percontohan bagi sekolah lain. Selain itu, anaerobik digester dapat menjadi solusi permasalahan sampah untuk menjawab tantangan perubahan iklim akibat sampah yang terus menumpuk. Semangat dan keterbukaan guru di MI Taufiqurrahman II untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan kesadaran lingkungan sejak dini adalah kunci untuk membentuk generasi pemuda peduli lingkungan.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan “Pengenalan berbagai materi mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi energi terbarukan yang dilakukan oleh Pengmas FTUI ini menjadi bentuk sumbangsih ilmu yang dimiliki oleh para dosen dan mahasiswa kepada masyarakat sasaran. Selain itu, pengenalan teknologi PLTS kepada para siswa/i dilakukan karena FTUI saat ini sedang mengembangkan PLTS berbasis teknologi bifacial yang diklaim pertama di Indonesia. Teknologi tersebut membuat kedua sisi panel surya mampu menyerap sinar matahari. Sisi pertama menyerap sinar matahari secara langsung, sedangkan sisi yang lain menyerap sinar yang dipantulkan oleh air. Melalui sistem ini, efisiensi PLTS diharapkan semakin meningkat.”
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia