id
id

Mahasiswa FTUI Raih Gold Medal Pada Corrosion Virtual Handling Competition

Mahasiswa Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) meraih Gold Medalist pada ajang kompetisi Case Study Competition Indonesia Corrosion Week 2022. Ketiga mahasiswa Angkatan 2019 tersebut adalah Irfa Mutiara Faizah, Adhimas Aryasatya H, Adhimas Aryasatya H, dan Zhafira Nada El Husna yang tergabung dalam Tim Hysteresis FTUI.

Corrosion Virtual Handling Competition merupakan kompetisi yang memberikan tantangan bagi para peserta untuk memecahkan kasus dan memberikan inovasi atas korosi dan analisis kegagalan pada sektor industri minyak dan gas. Kompetisi ini diadakan oleh INDOCOR ITS pada 30 Juli 2022 dan diikuti oleh berbagai kampus di Indonesia.

Tim FTUI menyelesaikan kasus kebakaran di salah satu industri minyak dan gas. Setelah ditelusuri, kebakaran tersebut terjadi karena kebocoran pada salah satu pipa di fin fan cooler unit yang berfungsi sebagai pendingin fluida. Tim kemudian menyusun analisis atas kasus tersebut dalam presentasi berjudul “Investigasi Penyebab Kegagalan dan Optimalisasi Langkah Pencegahan Korosi pada Pipa Fin Fan Cooler”.

“Secara garis besar, penyebab yang kami temukan adalah deposit materi korosif pada bagian internal pipa, terutama pada sekitar bagian pengelasan, seperti ammonium bisulfida dan ammonium chloride. Kami terlebih dahulu mencocokkan data apa saja yang kami butuhkan. Lalu, kami menganalisis dari tujuh faktor dan menemukan hipotesis permasalahannya. Dari situ, kami menyusun inovasi solusi untuk masalah tersebut,” kata Irfa Mutiara Faizah, ketua Hysteresis Team.

Fin fan cooler merupakan instrumen yang digunakan untuk menurunkan temperatur fluida dengan transfer panas melalui udara. Kegagalan yang terjadi adalah kebocoran fluida akibat terbentuknya lubang pada pipa. Kasus pertama kali terjadi pada Januari 2022 dan kasus kedua pada Februari 2022 yang berimplikasi pada terjadinya kebakaran hebat.

“Berdasarkan pengamatan visual dan pengujian telah dilakukan untuk melihat perubahan warna, bukti aus, kekasaran permukaan, kesesuaian dimensi, dan cacat pada sampel. Dari hasil pengamatan visual ditemukan penumpukan kerak, korosi seragam pada dinding pipa, dan penipisan dinding pipa. Dari hasil pengujian komposisi ditemukan pembentukan deposit di sekitar bagian pengelasan. Deposit materi dapat mengganggu aliran fluida yang diinjeksi (turbulensi). Resiko korosi lokal meningkat jika deposit tersebut merupakan senyawa korosif,” kata Adhimas Aryasatya, anggota Hysteresis Team.

Pengamatan dan pengujian tersebut menyimpulkan bahwa penyebab kebakaran karena beberapa hal. Pertama, bahan bakar fluida hidrokarbon yang mudah terbakar. Hidrokarbon yang mengandung senyawa H₂ akan mengalami perubahan fasa menjadi gas. Kedua, sumber panas. Percikan api karena gesekan logam, adanya energi listrik statis akibat perbedaan muatan pada pipa yang bocor, dan adanya sumber energi listrik dari sumber penerangan. Ketiga, pipa yang bocor menyebabkan fluida yang ada di dalam pipa mengalami kontak langsung dengan oksigen yang ada di lingkungan.Bahan bakar berupa hidrokarbon berubah menjadi uap dan memenuhi lingkungan sekitar. Uap hidrokarbon akan mengalami kontak dengan sumber panas dan oksigen yang dapat memicu sumber api.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasinya atas presetasi tim Hysteresis, “FTUI selalu mendukung para mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam berbagai kompetisi baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan mengimplementasikan ilmu yang didapat di ruang kelas untuk memecahkan persoalan di dunia nyata, mahasiswa akan dapat meningkatkan kompetensinya untuk mempersiapkan karir masa depan.”

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X