id
id

Komitmen FTUI Untuk Bumi yang Ramah Lingkungan: Bangunan Hijau hingga Penggunaan Energi Terbarukan

Bangunan dengan nuansa alami terasa lekat di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Bangunannya yang tak terkena warna cat dan dibiarkan seperti warna dasar dempul menguasai ruangan. Begitulah memang konsep bangunan hijau atau green building.

FTUI merupakan bagian dari Universitas Indonesia, salah satu universitas di Indonesia yang telah menapaki era baru untuk mendukung pelestarian lingkungan dengan membangun gedung-gedung yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan raihan dengan sertifikat Green Building EDGE Advance untuk Gedung i-CELL. Ruangan-ruangan di gedung i-CELL memiliki jendela yang besar, atapnya tak berplafon, melainkan pipa-pipa besar dan berbagai fasilitas ramah lingkungan seperti rain water harvesting system dan solar panel.

Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah menyatakan bahwa bangunan dengan konsep green building merupakan salah satu bentuk komitmen ramah lingkungan dari pihaknya untuk keberlangsungan bumi. Komitmen ini dibuktikan dengan penghargaan UI GreenMetric sebagai fakultas dengan komitmen pengelolaan lingkungan hidup terbaik di lingkungan Universitas Indonesia selama lima tahun berturut-turut sejak 2018.

“UI berkontribusi untuk keberlangsungan bumi yang ramah lingkungan  dalam tiga ranah sesuai tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Edukasi global warming, emisi karbon, sehingga mahasiswa dan masyarakat mendapat pengetahuan mengenai itu. Dosen kita sering jadi narasumber di berbagai society,” ujar Prof. Heri dalam satu perbincangan dengan JawaPos.com baru-baru ini.

Dari segi penelitian, Prof. Heri menyampaikan bahwa pihaknya terus-menerus melakukan riset dan inovasi untuk menghasilkan produk-produk yang unggul dan tepat guna, termasuk dalam memanfaatkan energi baru terbarukan.

“Produk yang sudah ada berupa produk inovasi dari biomassa, baterai, konversi motor BBM menjadi motor listrik, DCON (DC converter) alat konversi daya listrik, dan Floating PV,” urainya.

Terbaru dan yang paling membanggakan bagi Universitas Indonesia adalah pengembangan bus listrik yang bahkan sudah digunakan saat agenda internasional G-20 di Bali. Pembuatan bus listrik yang dipimpin oleh Prof Danardono Agus Sumarsono itu telah berhasil menjadi salah satu bus listrik hasil karya universitas di Indonesia yang dioperasikan.

“Bus listrik UI menjadi satu-satunya bus yang selain didemonstrasikan kepada para delegasi G-20, tapi juga beroperasi dengan lancar dan tanpa pernah terkendala mogok. Dibawa ke Bali jalan, ke Jogja jalan,” ucapnya.

Dalam produk bus listrik itu, Prof. Heri mengungkapkan ada tiga inovasi yang dilakukan FTUI, yaitu dari segi desain, motor mesinnya, dan juga dari segi tata udaranya.

Sementara itu, dari segi pengabdian masyarakat, Dekan FTUI itu juga memaparkan bahwa sudah banyak produk yang dihasilkan untuk kemaslahatan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, antaranya produk-produk riset tentang energi.

“Membuat desalinasi di kampung Bungin, Bekasi dengan tenaga angin dan solar cell, desain kapal dengan solar sell, pemasangan solar panel di beberapa sekolah dan pesantren,” katanya.

“Jadi kami ini komit untuk berkontribusi kepada bangsa ini dalam membantu pengembangan teknologi yang unggul dan berdampak. Baik melalui pengembangan SDM-nya, pengembangan riset dan inovasi, maupun pengembangan teknologi tepat guna,” imbuh Prof. Heri.

Fasilitas riset civitas akademika

Di bangunan berkonsep green building yang megah di I-CELL itu, seluruh riset inovasi dari berbagai ilmu studi menjadi satu. FTUI sendiri, kata Prof. Heri berkomitmen untuk memberikan fasilitas terbaik untuk civitas akademika di UI untuk melakukan riset dan inovasi.

Lebih lagi, ia mengatakan bahwa segera dalam waktu dekat, UI juga akan membuat gedung green building baru di sebelah Gedung I-CELL yang nantinya akan dibangun untuk riset yang lebih advance.

“Gedung baru yang direncanakan ini kami beri nama IDE (Interdisciplinary Engineering) yang kedepannya pengembangan inovasi dan riset interdisiplin. Jadi kalau gedung i-CELL ini untuk pendidikan interdisiplin, di sana (IDE) untuk inovasi interdisiplin,” ucap Prof. Heri.

Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, ia berharap bahwa riset-riset yang dihasilkan oleh UI akan sejajar dengan universitas terkemuka di dunia. Dari sisi untuk memfasilitasi mahasiswa agar berperan dalam pengemanfaatan energi baru-terbarukan, ia mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa aksi.

“Membuka program pendidikan interdisiplin Magister Teknik Sistem Energi untuk meningkatkan jumlah ahli-ahli energi terbarukan FTUI dan kami juga memiliki program untuk mendukung dan mengembangkan startup mahasiswa berbasis energi terbarukan,” pungkas Prof. Heri.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X