id
id

Gagas Kota Futuristik Bawah Laut, Mahasiswa FTUI Melaju ke PIMNAS 35 Tahun 2022

 Tim dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) berhasil melaju ke tahapan seleksi final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2022. Sebelumnya tim DSTL FTUI juga berhasil dinobatkan sebagai salah satu Peraih Insentif Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Futuristik Tertulis (PKM GFT). Tim tersebut terdiri dari Juan Fidel Ferdani (Teknik Sipil 2019), Irwan (Teknik Lingkungan 2019), Rubby Anistia Prasetyo (Teknik Sipil 2020), Brily Najmussabah (Teknik Lingkungan 2020), dan Evan Ariel Christoper (Teknik Sipil 2020).

Rubby dan tim menggagas desain kota futuristik Star City: Kota Bawah Laut. Star City adalah konsep kota bawah laut dengan tiga keunggulan, yaitu kemandirian energi, kemandirian pangan, dan hunian berketahanan. Dalam menggagas konsep Star City ini, Rubby dan tim di bimbing oleh Dosen DTSL FTUI, Dr. Nyoman Suwartha, ST., MT., MAgr.

“Gagasan Star City ini kami rancang dengan melihat kondisi pulau-pulau padat penduduk di Indonesia yang saat ini terancam dengan meningkatnya muka air laut serta peningkatan kebutuhan pemukiman dan fasilitas penunjang kebutuhan yang semakin sulit akibat keterbatasan lahan. Kedua hal ini kemudian menimbulkan peningkatan jumlah pemukiman kumuh dan fenomena urban sprawl di kawasan perkotaan. Bertambahnya jumlah penduduk juga dapat mengakibatkan penurunan muka tanah akibat meningkatnya kebutuhan air bersih. Hal ini berujung pada banjir dan hilangnya daya guna lahan yang akan berakibat pada menurunnya kualitas hidup masyarakat,” kata Rubby.

Konsep kota bawah laut Star City sebagai hunian masa depan dirancang untuk memanfaatkan sinar matahari dan gelombang air laut sebagai sumber energi dengan dukungan teknologi, seperti OTEC, PLTGL, dan floating PV. Struktur hunian di Star City akan menggunakan sistem damping structure, moda transportasi undersea maglev systems, dan sistem pengelolaan limbah dengan grey water treatment phycoremidiation. Penghuni Star City juga dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan konsep microgreen vertical garden.

Selain sebagai kota hunian, Star City juga didesain menjadi pusat konservasi laut dengan dilengkapi inovasi budidaya terumbu karang (Marine Cultures), teknologi monitoring megafauna laut (WIPSEA), dan galeri koleksi keanekaragaman hayati laut (Marine Gallery). Diharapkan konsep Star City mampu mewujudkan kawasan kota dengan kemandirian energi, kemandirian pangan, hunian yang berketahanan, serta konservasi laut berbasis teknologi yang ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dan pemerintah terhadap keterbatasan lahan akibat urbanisasi penduduk.

“Ada beberapa aspek yang kami tonjolkan, dalam konsep Star City ini. Pertama, dalam menjaga kelangsungan energi, Star City menggunakan sumber energi ramah lingkungan berbasis energi cahaya, panas, dan gerak. Energi panas yang digunakan berasal dari OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) dan energi panas berasal dari radiasi matahari, sedangkan untuk energi gerak berasal dari energi gelombang air laut (wave energy). Kedua, untuk memenuhi kebutuhan pangan, kami mengaplikasian inovasi sistem cocok tanam berbekal pada lahan terbatas, yaitu konsep microgreen. Microgreen merupakan tanaman yang dipanen pada rentan 7-14 hari atau setelah melewati proses perkecambahan. Spesies yang dapat dijadikan microgreen sangatlah beragam seperti sayuran, rempah-rempah, hingga bahan pangan pokok seperti gandum,” jelas Dr. Nyoman Suwartha.

Untuk aspek hunian berketahanan (resilient residence), Star City akan ditunjang oleh beberapa infrastruktur penunjang, yakni dari sisi transportasi, keamanan struktur, dan pengolahan limbah cair. Hal ini bertujuan agar hunian Star City dapat bertahan dalam waktu yang cukup panjang dalam kondisi yang beragam.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap gagasan Star City. “Gagasan Star City yang memiliki tiga keunggulan, yaitu kemandirian energi, kemandirian pangan, dan hunian berketahanan ini dapat menjadi gagasan yang solutif atas berbagai permasalahan pemukiman yang dihadapi Indonesia saat ini. Gagasan ini juga semoga bisa membawa tim Star City menjuarai PIMNAS ke-35 nanti dan membawa pulang prestasi membanggakan bagi FTUI dan UI.”

Berkat gagasan solutifnya ini, Rubby dan tim akan kembali berkompetisi menghadap tim-tim lain dari penjuru Indonesia pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2022.  PIMNAS 35 tahun ini akan digelar secara luring pada tanggal 30 November — 4 Desember 2022 di Universitas Muhammadiyah Malang.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X