Pada Senin, (14/3) lalu, Program Magister Teknik Lingkungan Universitas Indonesia menggelar sesi keempat webinar sekaligus kuliah umum seri “Resources Recovery as The Future of Environmental Engineering“. Pengelolaan limbah air domestik menjadi tema pada sesi ini. Dua narasumber dihadirkan dalam kuliah umum ini, mereka adalah Dr.-Ing Mohammad Azari dari Institute for Water and River Basin Management Karlsruhe Institute of Technology, Jerman dan Juliane Bracker, M.Sc., Chair Mechanical Process, University of Duisburg-Essen, Jerman.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 11 November 2021, lebih dari 50% rumah tangga di Indonesia membuang air limbah ke selokan hingga sungai. Tidak dikelolanya limbah air tersebut membawa dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan dan juga kelangsungan hidup dari makhluk hidup itu sendiri. Sebagian besar limbah air domestik mengandung komponen kimia dan unsur hara berlebih seperti fosfat, nitrat dan amonium yang mengakibatkan penipisan oksigen (eutrofikasi) dalam badan air, sehingga berpengaruh pada ekosistem perairan.
Mohammad Azari dalam pemaparannya menjelaskan tentang pemulihan kandungan air dalam pengelolaan limbah air domestik. Beliau menjelaskan pengelolaan air limbah yang dilakukan oleh Ostara. “Ostara memberikan solusi hemat biaya yang menjawab tuntutan pengelolaan persediaan air dan memulihkan fosfor untuk digunakan kembali sebagai sesuatu bernilai tinggi, sekaligus memproduksi air yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Ostara secara signifikan mengurangi volume lumpur dalam limbah air dengan menggunakan Teknologi Pearl® dengan cara mengendapkan fosfat dan amonia dari aliran air limbah dengan menambahkan magnesium,” kata Azari.
Pada pembahasan kedua, Juliane Bracker menjelaskan mengenai daur ulang air. Water Reuse atau daur ulang air berarti mengambil kembali air dari berbagai sumber kemudian mengolah dan menggunakannya kembali untuk tujuan yang bermanfaat seperti pertanian dan irigasi, persediaan air minum, pengisian air tanah, proses industri, dan pemulihan lingkungan.
“Penggunaan kembali air dapat memberikan alternatif untuk persediaan air yang ada dan digunakan untuk meningkatkan keberlanjutan, dan ketahanan air. Di Jerman, water reuse dimanfaatkan dalam irigasi pertanian, kegiatan industri, recharge air tanah, serta kegiatan lainnya seperti danau rekreasi, akuakultur, sumber air bagi pemadam kebakaran, sumber air untuk mencuci mobil, dan pembersihan toilet,” ungkap Juliane.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU mengatakan, “Pengolahan limbah air domestik akan menghasilkan dua keuntungan, yaitu mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan memberikan alternatif penggunaan limbah aair dari rumah tangga sebagai sumber air bersih baru bagi masyarakat”.
***
Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia