id
id

Mahasiswa FTUI Raih Juara Kedua pada Turnamen Sains Data Nasional 2021

Tiga Mahasiswa Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2020, yaitu Jalaludin Shofa Mufti, Henry Prayoga, dan Rahma Salsabila berhasil meraih Juara Dua pada Turnamen Sains Data Nasional 2021. Jalaludin dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim Le minerale ini berkompetisi dengan 39 tim lainnya pada kompetisi tersebut.

Turnamen Sains Data 2021 (TSDN 2021) adalah kompetisi data science atau datathon berskala nasional yang ditujukan bagi para Penggiat Sains Data ataupun Pemerhati Data (Data Enthusiast). Turnamen ini diselenggarakan oleh Data Academy, sebuah lembaga edukasi Data Science & AI. Turnamen yang dihelat pada 10 September hingga 28 Oktober 2021 ini menjadi turnamen pertama yang Data Academy selenggarakan. Lomba ini mengangkat tema “Menciptakan Peluang Bisnis di saat Pandemi dengan Data Analisis” dengan dua kategori kasus, yakni Data Visualization dan Advanced Analytics (Descriptive, Diagnostic, Predictive).

Seluruh tim peserta diberi tantangan untuk mengidentifikasi isu atau tantangan bisnis terkini dan menghasilkan solusi analitis. Tim diminta untuk dapat bekerja sama membuat kerangka solusi berbasis data dengan menggunakan perangkat lunak pemrograman dan visualisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis dan menciptakan peluang baru yang dapat diimplementasikan dalam kasus nyata.

Tim Le minerale mencoba memberikan wawasan bisnis melalui proses analisis data dengan analisis deskriptif atau diagnostik yang dapat diimplementasikan dalam kasus nyata. Solusi yang diajukan tertuang pada presentasi tim yang berjudul “Analisis Pengaruh PDB (Produk Domestik Bruto), IPM (Indeks Prestasi Manusia), dan Pengangguran terhadap Kemiskinan yang ada di Jawa Barat.”

Tim Le minerale melihat masalah sosial yang paling banyak dialami oleh provinsi Jawa Barat adalah kemiskinan. Untuk mengatasinya tentu saja bukan hal yang mudah bagi pemerintah mengingat penduduk Jawa Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik yang disebabkan meningkatnya angka kelahiran maupun adanya pendatang baru.

“Pada periode 2015-2019, meskipun tetap ada peningkatan jumlah penduduk, angka kemiskinan Jawa Berat sempat mengalami penurunan. Akan tetapi, pada tahun 2019, angka kemiskinan Jawa Barat Kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pergerakan ini yang menarik kami untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka kemiskinan di provinsi Jawa Barat,” kata Rahma Salsabila.

“Kami memfokuskan diri pada tiga masalah dalam proposal ini. Pertama, bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap kemiskinan di Jawa Barat? Lalu, bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap kemiskinan di Jawa Barat? Terakhir, bagaimana pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terhadap kemiskinan di Jawa Barat?” kata Jalaludin.

“Berangkat dari tiga masalah tersebut, kami mencoba mengusulkan beberapa solusi sebagai masukan bagi para penentu kebijakan, khususnya pemerintah, dalam menangani kemiskinan di Jawa Barat pada masa yang akan datang. Harapan kami dengan data dan solusi yang kami tawarkan, dapat tercipta peluang-peluang bisnis baru yang berkelanjutan dan dapat membantuk pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Jawa Barat,” lanjut Henry Prayoga.

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa PDRB memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persentase kemiskinan. Dimana semakin tinggi PDRB, angka kemiskinan semakin menurun (korelasi negatif). Indeks Pembangunan Manusia ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persentase kemiskinan. Semakin tinggi Indek Pembangunan Manusia, maka angka kemiskinan semakin menurun (korelasi negatif). Ada hal yang cukup menarik ditemukan dalam penelitian, angka Tingkat Pengangguran Terbuka ternyata tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Jawa Barat.

***

Biro Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X