Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) mengembangkan Geofast sebuah produk semen ramah lingkungan dan cepat kering yang berbasis pada reaksi geosintesis silika dan alumina. Berkat terobosan ketiga mahasiswa tersebut, Geofast berhasil memperoleh penghargaan pada ajang ISIF (International Science and Invention Fair) Juni 2019 di Bali dengan perolehan medali perak.
Geofast, produk yang dikembangkan oleh Achmad Fauzi Trinanda, Elton Cang dan Rama Aditya Syarif di bawah bimbingan Dr. Ir. Sotya Astutiningsih, M.Eng ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan semen konvensional, yaitu terbuat dari limbah industri sebagai sumber alumina silika sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan semen Portland yang biasa digunakan di masyarakat. Limbah industri yang dimanfaatkan adalah terak nikel.
Achmad Fauzi menuturkan, “Kami mengamati pemerintah tengah masif menjalankan pembangunan sehingga kebutuhan akan material bangunan terutama semen pasti meningkat. Namun di sisi lain, proses produksi semen konvensional (portland) sangat tidak ramah lingkungan karena dalam proses kalsinasi batu kapur (CaCO3) menjadi CaO mengeluarkan emisi gas CO2 ke atmosfer yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Oleh karena itu, kami mengkreasikan semen geopolimer yang lebih ramah lingkungan karena dibuat dari limbah industri. Dengan terciptanya produk ini, diharapkan pembangunan di Indonesia berjalan dengan baik, dengan tetap memperhatikan sisi lingkungan yang tetap terjaga.”
Selain ramah lingkungan, produk ini juga memiliki sifat cepat kering sehingga durasi pengerjaan akan menjadi lebih singkat. Semen konvensial memiliki durasi kering berkisar 28 hari, sedangkan semen Geofast berkisar 7 hari. Diharapkan kehadiran mahasiswa UI melalui inovasi dan penelitiannya dapat memecahkan permasalahan yang ada di tengah masyarakat melalui terobosan yang solutif.