Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang dipimpin oleh Dosen Teknik Elektro FTUI Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc, M.M mengenalkan UI BlueMetric sebagai indikator pengukuran kualitas perairan laut Indonesia. Untuk itu , tim Pengmas FTUI menyelenggarakan penyuluhan UI BlueMetric terkait Bahaya Pencemaran Laut kepada masyarakat di Desa Banyu Biru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten pada 26 Juli 2019 lalu.
Komponen yang diukur dalam penilaian UI BlueMetric meliputi kondisi biodiversitas (ekosistem alami), baku mutu air laut, sampah, dan aktivitas manusia. Pengukuran UI BlueMetric ini terpantau dari serangkaian proses evaluasi yang melibatkan masyarakat dan pemerintah selaku pemangku kebijakan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kepedulian tim pengmas FTUI akan kualitas perairan Indonesia. Penurunan kualitas air di wilayah perairan Indonesia merupakan masalah yang sudah lama menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Apabila pencemaran ini dibiarkan maka akan berpengaruh bagi kehidupan. Mengacu pada hal tersebut, tim pengabdian Masyarakat UI membuat sebuah program inovasi berbasis IPTEKS dan lingkungan yang dinamakan UI BlueMetric.
Program pengabdian UI BlueMetric ini telah dimulai sejak bulan Mei 2019, dengan melakukan survei lokasi Desa Banyu Biru. Hasil survei lokasi menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga belum baik. Oleh karena itu selain materi mengenai bahaya pencemaran laut, turut disampaikan juga mengenai upaya penanganan limbah rumah tangga, kiat menjaga kebersihan sumber air dan materi mengenai sistem penyediaan air bersih non perpipaan.
“Permasalahan lingkungan ini kami angkat menjadi isu yang disosialisasikan ke masyarakat supaya kelestarian alam dan kehidupan masyarakat terjaga. UI BlueMetric akan menggambarkan kondisi perairan di pesisir pantai dan memicu cara pencegahan dan penyelesaian masalah. Diharapkan program UI BlueMetric ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan juga dapat diterapkan di wilayah lainnya di Indonesia.”, ujar Prof. Riri Fitri Sari.
Acara ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, perangkat desa, dan masyarakat Desa Banyu Biru yang tergabung dalam Kelompok Pengguna dan Pengelola Sistem Pengguna Air Limbah Desa Terpadu (KPP SPAL-DT). Desa Banyu Biru adalah desa yang memiliki potensi pengembangan ekonomi masyarakat di Banten, terutama sebagai desa wisata. Maraknya perilaku yang menyebabkan pencemaran, khususnya pencemaran air dapat menjadi ancaman bagi lingkungan dan kehidupan sekitarnya.