id
id

FTUI Gelar Kuliah Umum Bahas Ancaman Antimicrobial Resistance di Indonesia

Antimicrobial resistance (AMR) menjadi topik yang hangat dibicarakan menjelang Lebaran tahun ini. Media nasional seperti Kompas turut mengangkat topik ini ke surat kabarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlahan mulai menaruh perhatian terhadap AMR.

Menyikapi hal tersebut, FTUI mengadakan kuliah umum bertajuk Integrating Wastewater Treatment Plants within a One Health Framework to Address Antimicrobial Resistance. Kegiatan ini dilaksanakan pada 16 April 2024 di Balai Sidang Universitas Indonesia dan disiarkan melalui Zoom. Terdapat tiga narasumber yang dihadirkan, yakni Prof. Jianhua Guo dari Australian Centre for Water and Environment Technology University of Queensland; Mitria Widianingtias, S.T., M.Eng., alumni PTSL 2011 sekaligus perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; serta Iftita Rahmatika, S.T., M.Eng., Ph.D., dosen program studi Teknik Lingkungan FTUI.

“Melalui kuliah umum ini, kami di FTUI berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang peduli terhadap lingkungan. Semoga paparan yang diberikan dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa mengenai kondisi lingkungan dan strategi untuk mewujudkan Indonesia Maju,” ujar Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T., M.Agr., Manajer Pendidikan, saat memberikan sambutannya.

Dalam paparannya, Prof. Guo mengatakan, “AMR adalah resistensi mikroorganisme terhadap agen antimikroba, seperti antibiotik dan antijamur. AMR merupakan tantangan global bagi manusia dan ekosistem kesehatan. Ini dapat menyebar melalui manusia, hewan, dan juga lingkungan. Oleh karena itu, penanganannya harus dilakukan dengan One Health.”

Mitria menjelaskan terkait peran pemerintah terhadap AMR. Beliau mengatakan, “Pemerintah Indonesia sudah sadar akan AMR. Kami juga sudah menggunakan pendekatan One Health. Selain itu, terdapat pula aksi nasional terhadap AMR tahun 2020—2024. Beberapa rencana aksinya adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait AMR, meningkatkan pengetahuan sains, dan meningkatkan pemerintahan yang terintegrasi.”

Paparan selanjutnya dibawakan oleh Iftita. Beliau mengatakan, “Kami mendeteksi ESBL E. coli di dua sungai yang terkena dampak perilaku domestik. Penyebaran ESBL E. coli ini didukung tinggi oleh air limbah. Saya harap pengawasan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan  Kementerian Lingkungan lebih dilibatkan dalam aksi nasional terhadap AMR.”

Dalam kesempatan berbeda Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., mengatakan, “Selama tiga semester ini kami berusaha menggelar kuliah umum dengan topik yang relevan terhadap kondisi lingkungan terkini. Hal ini menunjukkan bahwa FTUI membuka mata terhadap isu yang terjadi di lingkungan masyarakat. Saya harap kuliah umum ini dapat menumbuhkan ide-ide mahasiswa untuk menyikapi AMR.”

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X