id
id

Kolaborasi Inovatif untuk Ketahanan Iklim: FTUI Gandeng UTS dan UGM Telliti Sistem Penyediaan Air di Kota Dumai

Program studi Teknik Lingkungan (PSTL) FTUI kembali melakukan kolaborasi penelitian bersama dengan institusi lain, yaitu University of Technology Sydney-Institute for Sustainable Futures (UTS-ISF), Center for Regulation Policy and Governance (CRPG), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian yang mendapatkan hibah dari program Kolaborasi Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Australia dan Indonesia (KONEKSI) ini berkaitan dengan hubungan ketahanan sistem Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) terhadap perubahan iklim.

Tahun lalu PSTL FTUI telah melakukan pengambilan data melalui kuesioner dan survei di sembilan PAMSIMAS di Kota Dumai. Hasil pengolahan data ini disampaikan pada lokakarya yang dilaksanakan di Hotel Grand Zuri, Dumai (07/03). Lokakarya ini selain bertujuan untuk mengenalkan konsep penelitian, juga membahas dampak perubahan iklim dan hasil temuan di Kota Dumai, memicu diskusi, mengumpulkan aspirasi, serta mengembangkan peluang kolaborasi bersama.

Berbagai pemangku kepentingan dari Bappeda, Dinas Cipta Karya, KPSPAMS, asosiasi BPSPAMS Harmony, Dinas Kesehatan, dan BPBD Kota Dumai turut serta dalam lokakarya tersebut. Mereka tidak hanya mendengarkan presentasi hasil riset, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam diskusi panel dan kelompok.

Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Kewilayahan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Dumai, Insani Taqwa Saili, menyampaikan harapannya atas kerja sama tersebut untuk meningkatkan ketahanan iklim PAMSIMAS di kota tersebut. Sementara itu, perwakilan dari Dinas Cipta Karya, H. Indra Gunawan, menggarisbawahi perlunya edukasi kepada masyarakat dalam menjaga kestabilan air tanah mengingat potensi ancaman iklim yang semakin nyata.

Dr.Cindy Rianti Priadi, ST., MSc., Ketua Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) FTUI, menjelaskan bahwa penelitian ini berusaha mengisi celah dalam pemantauan ketahanan iklim PAMSIMAS yang saat ini masih terbatas. Pihaknya berharap temuan riset ini dapat menjadi landasan bagi upaya-upaya perbaikan yang lebih efektif.

Pada sesi presentasi Rioneli Ghaudenson, S3 PSTL FTUI dan anggota tim peneliti, menyampaikan, “Berdasarkan kerangka Bappenas terkait sistem penyediaan air yang berketahanan iklim, sembilan PAMSIMAS di Dumai memiliki akses yang baik terhadap teknologi dan SDM (sumber daya manusia) ahli serta mampu menghemat dan mengelola sumber daya air dengan baik. Akan tetapi, pelaksanaan sistem penyediaan air ini kurang selaras dengan inisiatif iklim dan bencana serta belum adanya layanan darurat ketika bencana iklim terjadi. Dari sembilan PAMSIMAS di Dumai, risiko iklim yang teridentifikasi adalah kekeringan dan banjir rob. Secara umum, kebanyakan PAMSIMAS tidak mengalami penurunan debit air saat musim kemarau.”

Sesi presentasi hasil temuan dari sembilan PAMSIMAS di Dumai menjadi titik fokus dalam lokakarya. Pembahasan tentang bagaimana merespons temuan-temuan tersebut, serta mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan ketahanan iklim PAMSIMAS, menjadi inti dari diskusi. Dari diskusi ini juga muncul berbagai ide aksi yang dapat dilakukan untuk memperkuat ketahanan PAMSIMAS.

Kami percaya bahwa penelitian ini tidak hanya sekadar menjadi upaya akademis, tetapi juga sebuah bentuk kontribusi nyata kami dalam menanggapi tantangan nyata yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya terkait ketahanan air dalam menghadapi perubahan iklim. Kami berharap dengan sepenuh hati bahwa penelitian ini akan berlanjut dengan lancar hingga bulan Juni mendatang, dan kami sungguh-sungguh berharap bahwa alat yang telah kami kembangkan akan menjadi sebuah solusi yang dapat diakses oleh seluruh Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum Sanitasi (KPSPAMS) di seluruh Indonesia, untuk memberikan manfaat yang nyata dan luas bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, Dekan FTUI

Lokakarya ini dihadiri oleh 18 peserta yang terdiri atas perwakilan Bappeda Kota Dumai, Dinas Cipta Karya Kota Dumai, KPSPAMS (Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum Sanitasi), asosiasi BPSPAMS (Badan Pengelola-Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Harmony, Dinas Kesehatan Kota Dumai, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai.

Keseluruhan acara dipenuhi dengan semangat untuk menjaga ketahanan PAMSIMAS dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin nyata. Peserta dari berbagai lembaga menunjukkan komitmen mereka untuk terlibat dalam upaya-upaya perbaikan yang diperlukan. Diharapkan, lokakarya ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari serangkaian tindakan konkret untuk memperkuat ketahanan PAMSIMAS di Kota Dumai, serta menyediakan panduan yang bermanfaat bagi PAMSIMAS di seluruh Indonesia.

***

Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia

X